mimbaruntan.com, Untan – Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar, dsb. Dengan meningkatnya jumlah penduduk maka limbah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat semakin banyak dan berkurangnya tempat pembuangan sampah. Sampah yang tidak dikelola dengan baik tentunya akan menjadi masalah yang besar antara lain menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap kesehatan. Namun, sampai saat ini permasalahan sampah di Indonesia, terutama di Kota Pontianak masih belum dapat diatasi dengan baik.
Permasalahan sampah di Indonesia terutama di Pontianak menjadi masalah utama yang harus ditangani. Di sini, peran mahasiswa dalam membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah ini sangat penting. Sebagai mahasiswa yang mengemban predikat sebagai agent social of change tentunya mempunyai upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan pada saat mahasiswa telah menyandang gelar sarjananya atau bahkan belum, kami berkewajiban serta turut melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan tindakan – tindakan real sebagai pengaktualisasian dari ilmu yang telah di dapat.
Kebanyakan Balai Latihan Kerja yang kita lihat di setiap kabupaten merupakan tempat untuk mewadahi masyarakat dengan bekal keterampilan sehingga mampu menghasilkan sumber daya yang memiliki keterampilan untuk menghadapi dunia kerja. Namun, jika kita dapat memanfaatkan tempat tersebut untuk mengolah atau mengkreatifitaskan sampah tersebut menjadi sesuatu yang bernilai tentunya selain mampu mengurangi angka pengangguran di Indonesia, jumlah sampah yang awalnya sangat mengganggu menjadi sangat bermanfaat bagi masyarakat yang berbekal keterampilan untuk menghasilkan pundi – pundi uang.
Namun, sosialisasi untuk Balai Latihan Kerja itu sendiri menurut saya masih kurang. Padahal Balai Latihan Kerja seharusnya menjadi kepanjangan tangan pemerintah daerah untuk membantu pemerintah mengentaskan pengangguran melalui pendidikan yang biayanya sudah ditanggung oleh pemerintah.
Berlandaskan dengan hal tersebut, saya memiliki sebuah ide dimana membuat Balai Latihan Kerja untuk dapat digunakan sebagai tempat mengolah serta mengkreatifitaskan sampah kemudian hasil dari kreasi tersebut dapat di jual melalui pameran kreasi sampah on car free day dengan harapan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan serta sampah juga memiliki nilai ekonomis sekaligus car free day digunakan sebagai tempat untuk mensosialisasikannya juga.
Pameran merupakan suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasikan oleh masyarakat luas. Bedanya, pameran kreasi kali ini berasal dari sampah yang telah di olah dan dikreasikan melalui Balai Latihan Kerja maupun masyarakat yang ingin menambah penghasilan serta mensosialisasikan gerakan pentingnya mengelola sampah.
Balai Latihan Kerja ( BLK ) adalah prasarana dan sarana tempat pelatihan untuk mendapatkan keterampilan atau yang ingin mendalami keahlian di bidangnya masing – masing. Balai Latihan Kerja ini dibentuk dalam rangka meningkatkan kualitas dan menyiapkan calon tenaga kerja yang kompeten guna mengisi kesempatan kerja dan usaha mandiri melalui penyelenggaraan pelatihan dari berbagai bidang kejuruan dan tingkatan yang merupakan kebutuhan dari tuntutan sebagian masyarakat / pemerintah.
Dalam hal ini pemerintah, dapat memanfaatkan Balai Latihan Kerja sebagai tempat atau wadah bagi masyarakat untuk menambah kreatifitas masyarakat dalam mengelola atau mengkreasikannya menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi. Selain dapat mengurangi jumlah sampah yang tidak bermanfaat , angka pengangguran juga dapat berkurang. Hasil dari kreasi sampah tersebut dapat di jual atau bahkan bagi mereka yang sudah terampil dapat membuka usaha sendiri.
Car Free Day atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor merupakan hari dimana area lalu lintas disituasikan untuk bebas kendaraan bermotor biasanya sering dijadikan masyarakat sebagai ajang untuk berkumpul bersama keluarga, berolahraga, tidak sedikit juga masyarakat berjualan atau bahkan tempat para komunitas untuk menyalurkan hobinya. Menurut saya car free day merupakan tempat yang tepat untuk pameran kreasi sampah Balai Latihan Kerja ini guna mensosialisasikan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengelola sampah dan bahkan dapat dikreasikan menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis. Peran aktif mahasiswa dalam membantu menggencarkan kegiatan ini juga sangat penting.
Pihak – pihak yang terlibat dalam Pameran Kreasi Sampah Balai Latihan Kerja on Car Free Day agar kegiatan ini terwujud adalah
1. Masyarakat Daerah sebagai media pelaksana. Masyarakat harus sadar akan pentingnya pengelolaan sampah.
2. Pemerintah
3. Mahasiswa sebagai penggerak masyarakat dalam mensosialisasikan kegiatan.
Pameran kreasi sampah Balai Latihan Kerja on Car Free Day ini merupakan alternatif bagi pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah. Hal ini tidak terlepas dari peran mahasiswa dalam proses mensosialisasikan penanganan sampah serta pengelolaannya dengan peningkatan kreatifitas masyarakat dalam mengkreasikannya menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.
Memang hal ini tidak mudah untuk dijalankan. Namun, jika setiap pihak turut serta menjaga serta bekerja sama dalam menangani masalah ini, tentunya akan sangat berdampak juga dalam kehidupan kita.
Penulis : Yuni Kusuma Wati