mimbaruntan.com, Untan – Tindak kekerasan yang dipicu oleh tudingan terhadap sekelompok penari yang menampilkan tarian yang dianggap sarat muatan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) menodai perayaan Pontianak Menari yang digagas oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Pontianak yang bekerjasama dengan Ikatan Mahasiswa Seni (Ikanmas) Universitas Tanjungpura dalam rangka peringatan Hari Tari Sedunia Pontianak yang diadakan pada Senin, (29/4).
Ketua panitia penyelenggara menceritakan kronologi awal kejadian tersebut. Sekitar pukul 21.30, saat acara masih berlangsung, tiba-tiba satu diantara panitia memanggil dan mengatakan ada salah satu penari yang diamankan Satpol PP. Lalu Ketua Program Studi (Kaprodi) Seni Pertunjukan, Untan, Ismunandar mencoba menanyakan pengamanan penari oleh satpol PP, oknum ormas tiba-tiba melakukan pemukulan terhadapnya. “Diamankan karena katanya penampil itu LGBT,” kata Lina Purwati.
Ismunandar yang juga menjadi penangungjawab acara itu menyampaikan bahwa mereka sudah meyakini apa yang ditampilkan itu sudah menjaga etika di ruang publik. Ia menyayangkan ada oknum ormas yang menggunakan kekerasan saat kejadian itu. “Ini adalah kegiatan legal yang sudah diizinkan dalam rangka merayakan Hari Tari Sedunia,” katanya.
Baca Juga: Disporapar dan Ikan Mas Untan Gelar “Pontianak Menari”
Menindaklanjuti kabar yang beredar di media sosial bahwa pembubaran acara yang dilakukan oleh Satpol PP dan Ormas diperintahkan oleh Walikota, Edi Rusdi Kamtono membenarkan kalau ada berita yang disampaikan kepadanya bahwa sekelompok orang yang menampilkan tarian yang tidak pantas di ruang publik. “Saya lihat gayanya terlalu ‘terbuka’, tidak pas di ruang publik. Saya bilang untuk dihentikan,” katanya saat ditemui .
Namun ia membantah memerintahkan langsung untuk membubarkan seluruh acara tersebut, melainkan hanya mengamankan sekelompok penari yang dianggap tidak pantas saja. “Ada misskomunikasi di lapangan sehingga kegiatannya berhenti. Karena situasi juga tidak kondusif,” katanya saat ditemui di Rumah Dinas Walikota seusai dialog dengan penyelenggara acara.
Ia juga menambahkan, tudingan pertunjukan tari itu sarat akan unsur LGBT itu tidak benar. Karena menurutnya, tari yang ditampilkan hanya menunjukkan kreativitas dari para seniman tari yang ada di Pontianak.
Reporter : Reza Pangestika, Khairunnisa, Diyana
Penulis : Aris Munandar
Editor : Umi