Judul Novel : Cold Couple
Penulis : Bayu Permana
Penerbit : Aksara Plus (Penebar Plus Grup)
Jumlah Halaman : 282 lembar
TahunTerbit : 2018
ISBN : 978-602-1279-75-5
Novel ini menceritakan tentang seorang remaja cewek yang bernama Sandra harus bersekolah formal karena keputusan ayahnya. Sebelumnya, Sandra home-schooling karena ketakutannya dengan sentuhan. Hingga di sekolahnya, ia bertemu dengan seorang cowok yang terkenal dengan dingin, cuek, dan jarang bicara, yang juga satu kelas dengan Sandra. Cowok itu bernama Edgar. Sandra yang home-schooling membuatnya tidak terbiasa untuk pergi ketempat ramai dan berbicara dengan lancer ketika bertemu dengan orang baru. Siapa sangka keadaan Sandra yang seperti itu ternyata menarik perhatian Edgar yang juga terkenal dengan ‘susah didekatin’. Walaupun jarang bicara, Edgar menaruh perhatian pada Sandra melalui tindakan-tindakan yang sederhana.
Edgar berusaha untuk menjaga dan melindungi Sandra. Satu di antaranya ya itu gangguan dari Sanggi, anak kelas sebelah yang terkenal dengan playboy-nya. Sanggi berusaha untuk mendekati Sandra dari hari pertama Sandra masuk sekolah. Hal itu membuat Sandra risih dan Mina,yang juga teman Sandra, berusaha untuk menjauhkan Sanggi dari Sandra dengan maksud agar Sandra tidak menjadi ‘korban’ selanjutnya. Kebersamaan mereka semakin lama semakin mengalami kemajuan. Sandra yang perlahan mencoba untuk sembuh dari phobianya yang tentu didukung oleh ayahnya, Edgar, dan Mina.
—————-
“Kita yang terluka, kita yang mencinta, kita yang sama”
Kalimat tersebut cocok untuk menggambarkan kesamaan Sandra dengan Edgar. Kesamaan sifat antara mereka menimbulkan interaksi yang jarang terjadi di sebuah hubungan. Yang di mana kebanyakan hubungan disajikan dengan kata-kata romantis yang meluluhkan hati. Jika kalian ingin melihat hubungan dengan komunikasi yang berbeda, maka novel ini cocok untuk dibaca. Alur dari novel tersebut menyenangkan karena kita membayangkan bagaimana sikap dan perilaku Edgar kepada Sandra yang tidak diungkapkan oleh kata-kata, melainkan perbuatannya. Cara penulisan novel tersebut juga ringan dan mendeskripsikan setiap ceritanya dengan baik sehingga cocok dibaca untuk hiburan. Ceritanya juga bisa mengispirasi kita untuk terus berusaha dan untuk tetap bangkit melanjutkan hidup kita. Bahasa yang digunakan juga tidak baku, maka dari itu novel ini cocok dibaca untuk anak remaja. Ditambah lagi cerita ini bersetting di waktu SMA. Walaupun gambar yang ada di novel tersebut tidak mengilustrasikan kejadian yang ada di novel tersebut.
Penulis : Fathana