mimbaruntan.com,Untan-Pada saat ini banyak sekali kita lihat produk pertanian yang ada di pasar tradisional, supermarket, dan tempat-tempat lainnya yang berasal dari hasil panen petani tradisional. Hasil panen yang dijual di pasar tesebut juga memiliki kualitas yang sangat bagus, tanpa ada sedikitpun cacat pada buah atau sayuran yang mereka jual. Memang kualitas yang baik dari hasil panen dilihat dari bentuk fisik yang sangat baik tanpa adanya lubang atau kerusakan yang diakibatkan serangga yang merusaknya. Tapi bentuk fisik tersebut tidak menjamin kualitas yang baik jika dikonsumsi manusia.
Sayuran atau buah yang dihasilkan petani memang kebanyakan berbentuk mulus, dan terrlihat sangat bersih dari sentuhan serangga yang merusaknya. Sebenarnya apa yang menyebapkan serangga tersebut tidak merusak buah atau sayuran yang ditanam para petani, apakah serangga tereebut sudah bosan dengan tanaman tersebut, atau mereka ( serangga ) takut untuk memekan buah atau sayur yang ditanam petani. Sebenarnya hal itu tergantuk pada bagaiman petani merawat buah dan sayur dari gangguan serangga, apakah mereka menggunakan bahan organik atau bahan kimia seperti pupuk untuk tanamannya atau juga obat semprotan bahan kimia yang dapat mengusir serangga dari tanamannya.
Jika kita bandingkan, serangga atau hama pertanian akan menghindari dari tanaman yang dirawaat menggunakan bahan kimia dibanding dengan bahan organik. Hal ini terjadi karena jika kita menggunakan bahan kimia pada buah atau sayuran, hasilnya adalah residu yaitu sisa dari bahan organik yang berbahaya dan akan berakibat buruk jika masuk kedalam tubuh mahluk hidup. Hal ini lah yang membuat serangga tanaman tidak mau memakan hasil dari tanaman yang menggunakan bahan kimia.
Jika serangga saja menolak untuk memakan buah atau sayuran yang mengunakan bahan kimia, tapi mengapa kita sebagai manusia yang lebih cerdas dari binatang ini mau memakan racun sedikit demi sedikit yang ada pada buah atau sayur yang ditanam dan dirawat dengan bahan kimia. Apakah kita tidak peduli dengan akibat kedepannya pada tubuh kita. Dan juga mengapa petani masih banyak menggunakan bahan kimia yang berbahaya tersebut, apa tidak ada cara lain selain menggunakan bahan kimia. Hal ini juga masih jadi permasalah bukan hanya di kalbar ini tapi juga di seluruh indonesi bahkan dunia juga sudah melakukan perubahan dari menggunakan bahan kimia yang berbahaya ke bahan lain yang lebih aman bagi tubuh dan tanaman.
Indonesia pernah mengekspor 200 ton biji kopi tapi Badan Karantina Jepang menolak biji kopi tersebut karena dianggap mengandung unsur aktif pestisida isocarab dan carbaryl melebihi ambang batas yang diizinkan. Mengapa hal ini bias terjadi padahal jepang merupakan salah satu konsumen yang selalu menerima ekspor biji kopi dari Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa Negara jepang sudah menyadari betapa bahayanya pestisida (bahan kimia) yang ada pada biji kopi tersebut dan jika masuk ke dalam tubuh kita akan mengakibatkan efek yang berbahaya dikemudian harinya.
Kejadian ini menandakan bahwa kita harus lebih waspada pada apa yang ada pada makanan dari tanaman petani. Bisa saja buah atau sayur segar yang selama ini kita makan dan anggap sehat bagi tubuh malah sebaliknya menjadi racun yang dapat merusak tubuh kita tanpa kita sadari itu. Memang sulit untuk membedakan sayur atau buah yang mengandung pestisida dengan yang tidak, untuk mengatasinya kita memang harus tahu proses perawatannya atau lebih aman lagi carilah produk yang diolah dari bahan organik agar pangan yang kita makan lebih bebas dari racun pupuk kimia yang melekat pada pangan tersebut.
Untuk itu perlu juga kita perhatikan penggunaan pupuk kimia pada tanaman yang kita tanam agar hasil yang kita dapat bukan racun yang akan menghancurkan kita sendiri. Memang pupuk kimia sangata cepat pengaruhnya tapi akibatnya sangat buruk kedepannya. Sebagai petani yang memang harus memikirkan konsumen dan dapat mempertanggung jawabkan atas apa yang ditanam atau jual pada konsumen.Tentu hal ini tidak kita rasakan pengaruhnya tapi bagi sebagian konsumen yang hanya melihat bentuk yang baik pada pangan dan tidak berpikir jauh tentang resiko yang kita rasakan kedepannya. Hal itu tentu harus kita pikirkan untuk kebaikan semuanya Selajutnya untuk masa depan yang lebih baik, kita harus mengamalkan hidup sehat dan mendukung program penggunaan pupuk organik agar kondisi dan pangan yang dihasilkan bebas dari racun yang tersembunyi di hasil pangan kita.
Ditulis Oleh : Jesiska Alyons (C1011151099), Prodi Agroteknologi D , Fakultas Pertanian , Untan