mimbaruntan.com,Untan- Salah satu performance yang hadir pada acara TEDx Digulis Park adalah Sonikustik, yakni platform kolektif yang melakukan eksplorasi instrumen musik dan suara. Sebagai wadah kolaborasi seni, terbentuknya Sonikustik sejak setahun lalu berangkat dari kesamaan hobi para penggiatnya dalam dunia musik dan menciptakan alat musik baru.
“Kami kan basicnya di musik. Hobinya suka pretel-pretel alat musik dan menciptakan alat musik yang baru. Jadi keseragaman hobi yang membuat kami jadi satu,” ungkap Rama Anggara, penggagas Sonikustik.
Sonikustik menghadirkan gagasan yang merujuk pada gaya modern kontemporer lintas aspek dalam sebuah pertunjukan. Gagasan tersebut kemudian melahirkan inovasi hasil eksplorasi yang tetap mengedepankan pelestarian instrumen tradisi dalam kemasan yang baru.
“Respon masyarakat selama ini positif walaupun beberapa dari mereka masih bingung, ini pertunjukan apasih,” tambahnya.
Dalam pertunjukan Sonikustik di acara TEDx Digulis Park, bencana kabut asap di Kota Pontianak menjadi gagasan yang diangkat. “Gagasan itu merujuk pada bencana kabut asap yang sedang terjadi. Itu kami coba angkat, diolah, dieksplorasi jadi sebuah pertunjukan,” tuturnya.
Mia Islamidewi, satu di antara peserta yang hadir mengungkapkan rasa antusiasnya terhadap penampilan Sonikustik. “Penampilan Sonikustik tadi baru pertama kali aku lihat. Keren, khususnya gimana mereka menunjukkan seni musik dikorelasikan dengan isu yang lagi hangat sekarang, kebakaran hutan,” ujarnya.
Penulis : Sekar A.M.
Editor: Nurul R.