Mimbaruntan.com, Untan – Program Pertukaran Mahasiswa Nusantara (Permata) yang diusung oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bertujuan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan dan memperkuat nasionalisme. Program ini rutin diadakan setiap tahunnya bagi perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia. Namun, untuk tahun ini Untan tidak mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti program Permata 2018.
Agus Mirza, Kepala Bagian Kerjasama Universitas Tanjungpura ketika ditemui di ruang kerjanya membenarkan bahwa tahun ini Untan tidak mengirimkan perwakilannya. Hal ini karena ada pergantian kepengurusan sehingga informasi baru diketahui sebulan setelahnya dan waktu yang sempit untuk mengurus keperluan yang dibutuhkan seperti dana mahasiswa selama mengikuti program Permata.
Baca JugaUntan Terima Program Sit In Untuk Mahasiswa Untad
“Ada pejabat lama sebelum saya sehingga informasi dengan beliau dan baru dibuka oleh beliau sebulan setelahnya. Dari informasi tersebut kami terlambat mengirimkan daftar nama dan menandatangani kontrak untuk pembiayaan mereka jadi kami kirim surat untuk Belmawa bahwa Untan tidak mengirimkan mahasiswa untuk program Permata,” ungkapnya, Jumat (26/10).
Agus Mirza menambahkan bahwa Untan menerima mahasiswa yang dikirim dari tiga universitas lain seperti Universitas Pattimura (Unpatti), Universitas Sultan Ageng Tirtyasa (Untirta) dan Universitas Padjajaran (Unpad) untuk melakukan perkuliahan di Untan. “Namun mereka tetap menjadi mahasiswa kita,” ujarnya.
Ia juga menuturkan kendala dalam program Permata ini adalah biaya yang lama diterima oleh pihak Untan untuk dikirim ke mahasiswa program Permata selama mereka berada di daerah lain. Bagi mahasiswa yang butuh pendamping untuk ke lokasi, tidak mendapatkan biaya khusus atau lebih.
“Mahasiswa butuh pendamping. Biasa ada orangtua yang cemas dengan anaknya. Apalagi jika di Unpatti kan jauh, sehingga biayalah yang menjadi penghambat karena tidak ada biaya khusus,” pungkasnya.
Baca Juga: Tindak lanjut Vandalisme di Taman Untan
Sapto Prayoga satu di antara mahasiswa yang mengikuti program Permata tahun 2017 mengungkapkan sangat menyayangkan Untan tidak mengirim perwakilan mengingat program ini sangat bermanfaat karena dapat mengetahui cara pembelajaran dan kualitas pendidikan di universitas lain dan juga dapat mengenal kebudayaan lain. “Ini harusnya sebagai acuan untuk mahasiswa lain dalam berprestasi yang seharusnya mereka bisa kejar sebagai motivasi,” jelasnya.
Hal yang sama juga disampaikan Ria, mahasiswa program Permata tahun 2017 ini kecewa dengan tidak diikutsertanya Untan dalam program Permata tahun ini karena banyak ilmu yang didapat selama mengikuti program tersebut. “Saya baru tau juga informasinya, aduh agak kecewa sih. Soalnya program ini bagus buat ngembangin pegetahuan kita mengenai sistem pengajaran. Terus kita bisa dapat banyak link dan tau perkembangan himpunan di luar dan mengenal budaya baru,” ungkapnya.
Penulis: Bella Suci
Editor : Aris Munandar