Mimbaruntan.com,Universitas Tanjungpura- Seperti yang kita ketahui selama ini pemanfaataan belimbing wuluh sebagai obat masih sangat jarang mungkin disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kandungan yang terdapat pada tanaman ini. Biasanya belimbing wuluh hanya dimanfaatkan sebagai penyedap bumbu masakan dan diolah sebagai sambal. Tapi buah yang terkenal dengan rasanya yang asam ini juga memiliki manfaat sebagai obat alami, terutama untuk menurunkan penyakit tekanan darah tinggi
Bagian yang biasa dimanfaatkan yaitu buah, batang, daun dan bunga. Batang belimbing wuluh mengandung saponin, tanin, glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asam format. Daunnya mengandung tanin, sulfur, asam format, dan perokside. Konon rasanya yang masam mengandung vitamin C yang tinggi, sehingga mampu mengobati sariawan, sedangkan buahnya secara khusus dimanfaatkan untuk obat darah tinggi.
Secara umum, belimbing wuluh dapat dimanfaatkan untuk berbagai ramuan pengobatan alami. Belimbing wuluh memang terlanjur dikenal sebagai tanaman obat yang berguna untuk obat darah tinggi.
Berikut adalah cara meramu belimbing wuluh
– Bahan yang dibutuhkan, 3 buah belimbing wuluh ukuran sedang.
Cara membuat :
– Buah belimbing wuluh dicuci dengan air bersih lalu dipotong-potong. Kemudian rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, airnya disaring sebelum diminum setelah makan pagi.
– Siapkan tiga buah belimbing wuluh dan biji srigading 25 gr yang sudah dicuci bersih. Biji srigading ditumbuk halus. Masukkan ke dalam panci berisi empat gelas air dan rebuslah bersama belimbing wuluh. Dinginkan lalu saring sebelum diminum. Cukup diminum segelas sehari.
– Buah belimbing wuluh diparut, peras ambil airnya dan diminum sekali sehari.
Catatan: Penderita hipertensi yang air kencingnya mengandung kristal oksalat disarankan tidak menggunakan resep ini karena bahannya mengandung asam oksalat. Penderita hipertensi dengan gangguan lambung seperti maag juga tidak dianjurkan menggunakan resep ini karena rasanya yang asam. Anda dapat menganti belimbing wuluh dengan belimbing manis.
Penulis : Putri Hermawati, Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura.