Oleh : Tim reporter Mimbar Untan
Mahasiswa adalah jantung bangsa negeri ini. Memegang peranan penting dalam perubahan ikut serta dalam menetukan sebuah kebijakan dan juga sebagai agen kontrol dalam masyarakat. Dewasa ini peranan mahasiswa sebagai agen control terus dipertanyakan, dimana mahasiswa yang dulu?, mahasiswa yang berani menginjakkan kakinya diatas gedung DPR untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat, mahasiswa yang berani jatuhkan masa pemerintahan orde baru, mahasiswa yang mempunyai derajat dalam birokrasi negeri ini. Semua itu membuat kita berpikir pada 1 kalimat, “Dimana ada penindasan disitu ada perlawanan”, kalimat itu cocok sekali dengan zaman orde baru dimana pemerintahan yang otoriter, kebebasan dipersempit dan pemerintahan yang otoriter membuat kalangan mahasiswa dan golongan pemuda bangkit untuk melawan kekuasaan, bangkit untuk sebuah perubahan yang besar dan bangkit untuk mengatakan kita adalah mahasiswa pemuda gagah perkasa.
Aktivis zaman sekarang sangat merindukan semangat pergerakan pada zaman dulu dan semua itu jadi perdebatan didalam aula yang luas penuh dengan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)Untan yang masing-masing mendukung para kandidat mempertahankan visi dan misi mereka untuk menjadi Presiden mahasiswa (Presma) di FISIP. Salah satu dosen penguji yang hadir dalam acara tersebut, Drs.Donatianus,BSEP., M.Hum dan merupakan alumni FISIP berpesan kepada 2 kandidat calon Presma,no. 1 diduduki oleh Anugrah dan M. Nur Ihsan dari partai mahasiswa revolusioner (Pamrev) dan PCPM serta no. 2 yang diisi oleh Dian Saputra dan Matius Agung dari partai Komite Bintang Merah, untuk mengutarakan visi dan misi yang sanggup dilakukan ketika terpilih nanti. “Jangan terlalu memberikan janji-janji muluk, berikan saja apa yang pasti”, tegas Donatianus. Ketika masing-masing calon membeberkan visi dan misi yang berkaitan dengan masalah internal FISIP dan masalah kritisnya. “FISIP itu adalah tempat dimana mahasiswa untuk belajar berorganisasi dan kampusnya pergerakan,“ungkap Dian Saputra.Yang menarik dalam debat ini adalah semua kandidat cenderung membahas tentang rendahnya semangat mahasiswa sekarang untuk berorganisasi dan menjadi seorang aktivis kampus. “Untuk membangkitkan semangat aktivis dikalangan mahasiswa itu harus berdasarkan hati nurani masing-masing, tapi jika kami terpilih nanti kami akan memberikan motivasi kepada mahasiswa, betapa pentingnya menjadi seorang aktivis,” tambah Dian.
Yang menarik pada kandidat no 1 adalah jargon andalan mereka, “Woi budak, ape can, pilih Aan dan Ican (sapaan akrab kandidat)pilih no. 1 “, jargon tersebut mempunyai arti A = AKADEMIS Belajar,Meneliti,Mengabdi, P = PROFESIONAL : Bekerja Sesuai Koridor Berdasarkan aturan yg ada, E = EDUKATIF : Menciptakan wadah pelatihan sebagai penunjang kemampuan akademis, C = CIPTA : Berinovasi dalam menyusun program kegiatan yang membentuk pola pikir yang bersifat intelektual, A = AKTIF : Ikut berperan serta dalam melakukan perubahan, baik di kampus, daerah dan Negara, N = NASIONALIS : Berdiri di atas semua golongan itulah jargon dari kandidikat partai nomor urut satu, yang menjadi jargon andalan mereka.
Ketika ditanya pendapatnya mengenai pergerakan, Anugrah mengungkapkan, pergerakan itu bukan hanya demo dan turun kejalan untuk menyuarakan aspirasi tapi lebih dari itu, pergerakan memiliki banyak cara dan ragam bukan hanya demo. “ Pergerakan tak hanya demo dan turun kejalan, tapi masih banyak cara-cara untuk melakukan pergerakan “, tambahnya.
Acara yang paling ditunggu-tunggu adalah debat antara kandidat 1 dan 2. Masing-masing kandidat bertanya mengenai visi dan misi yang mereka ajukan. Zainudin salah satu peserta dari kegiatan tersebut mengatakan, para kandidat sangat hebat bergumen demi visi dam misi mereka setelah terpilih nanti. “Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, tergantung hati nurani jak lah yang milihnye nanti,” tambahnya.
5 juli 2013 nanti adalah hari yang paling menegangkan antara kandidat 1 dan 2 untuk menetukan kampus biru kedepannya. Siapa pun yang terpilih nanti semoga bisa membawa FISIP lebih baik lagi itu harapan semua mahasiswa FISIP.