mimbaruntan.com, Untan– Aksi Mahasiswa di depan Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Barat membuat akses Jalan Jendral Ahmad Yani di tutup sementara, dan di alihkan ke Jalan Adi Sucipto dan lainnya, Senin, (30/9).
Wawan salah seorang Polisi yang bertugas mengatur lalu lintas mengatakan bahwa aksi demonstrasi kali ini tidak mengalami kendala.
“Proses Lalu Lintas kali ini berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala, karena sudah kami atur dari Untan di alihkan ke Jalan Adi Sucipto, dan dari jalur lain juga sudah kami atur untuk menghindari daerah-daerah yang rawan kecelakaan,” katanya.
Meskipun masih ada beberapa pengendara menerobos jalan yang sudah di tutup, tidak menjadi masalah selagi tidak mengganggu mahasiswa yang sedang melakukan aksi.
“Untuk pengendara yang menerobos itu biasa, tidak ada masalah yang penting tidak mengakibatkan kecelakaan. Mungkin mereka ingin melewati jalur yang lebih cepat karena mungkin Adi Sucipto macet jadi dipersilahkan, asal tidak menggangu adek-adek mahasiswa yang ingin mengemukakan pendapat mereka,” lanjutnya.
Baca juga:Siswa Bolos Demi Tuntut Keadilan
Wawan berpendapat, aksi kali ini adalah aksi yang paling baik sebab berjalan dengan damai, dan tidak ada tindakan anarkis yang merugikan pemerintah serta diterima baik oleh pihak DPRD Provinsi. Ia berharap agar seruan dari mahasiswa didengar dan ditindaklanjuti oleh DPRD yang baru dilantik.
“ini adalah aksi yang paling baik karena adik-adik mahasiswa dihargai dari pihak DPRD. Pihak Kepolisian juga menghormati jalannya aksi damai ini. Saya berharap agar tuntutan-tuntuan yang diberikan didengar oleh DPRD yang baru dilantik,” terangnya.
Baca juga:Pesan Mahasiswa Usai Forum Klarifikasi BEM Untan
Fransiska Uung, salah seorang pengendara merasa terganggu dengan adanya pengalihan jalan yang mengakibatkan kemacetan.
“Ini berpengaruh buat saya karena ketika saya pulang dari kampus, ternyata jalan di sekitaran sepakat sampai ke Paris 2 itu macet sehingga membuat saya terjebak di jalan ketika hujan, sebagai pengguna jalan saya merasa terganggu,” keluhnya.
Penulis: Antonia Sentia
Editor: Nurul R