mimbaruntan.com, Untan- Tertulis dalam Surat Klarifikasi Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Tanjungpura (Untan) yang dikeluarkan pada Senin (22/02/21) menanggapi penolakan dan aksi yang dilakukan pihak Fakultas Kehutanan (Fahutan) bahwa akan mengelola dengan tetap mempertahankan area Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk kepentingan kegiatan pendidikan. Pendirian pagar beton dilakukan untuk menjaga keamanan kegiatan Pendidikan di area Faperta.
“Karena udah sering kalau kami praktikum di lahan itu, buah kami hilang dicuri, tanaman kami dirusak, tidak menyalahkan pihak kehutanan, tapi menyalahkan oknum yang mengambil, makanya didirikan tembok itu untuk menjaga keamanan kami, kan sudah dibilang tidak akan menebang pohon karena tujuannya untuk Agroforestri,” ujar Fariz salah koordinator lapangan Faperta saat ditemui di Sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa Faperta, Senin (22/02/21).
Baca juga : Rektor Menjawab Perihal Polemik Arboretum
Merujuk pada implementasi Surat Keputusan Rektor Universitas Tanjungpura no.3405/UN22/LK/2020 tentang penetapan batas tanah Arboretum, Denah Suswati mengungkapkan bahwa lokasi sudah direncanakan untuk Program Studi (Prodi) peternakan dan perikanan.
“Tapi isu diluar bahwa fakultas pertanian mau mendirikan fakultas peternakan, padahal hanya praktikum, jadi ini tetap kita pertahankan tanamannya, mungkin dibawah pohon-pohon itu ada kolam-kolam ikan dan lain-lain,” jelas Denah saat ditemui di ruangannya pada Sabtu (12/12/20).
Denah juga menekankan bahwa dengan keluarnya SK permasalahan harusnya sudah selesai, jika ada penolakan dari pihak Fahutan seharusnya langsung mendatangi pihak yang lebih berwenang, dalam hal ini adalah Rektor Untan
Baca juga : Wisuda Belum Selesai Diurus, Resepsi Jalan Terus
“Kami hanya implementasi dari SK itu. Kalau ndak setuju proteslah sama rektor, jangan protes sama orang yang bekerja, itu ndak fair, pertanian juga lebih dari 9 PRODI, 4000 mahasiswa nya perlu lahan, lahan kami kan hanya itu jadi ini tidak akan merusak pohon, bukan untuk bangunan peternakan yang besar,” pungkasnya.
Penulis : Tri Pandito Wibowo
Editor : Mara