mimbaruntan.com, Untan – Pemerintah optimis target bauran energi baru dan terbarukan mencapai 23% pada 2025 seperti yang tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), meski sampai akhir 2019 capaiannya baru sekitar 9,15%. Artinya banyak tantangan yang akan dihadapi pemerintah untuk mengejar angka tersebut. Dengan hadirnya Society of Renewable Energy (SRE) Universitas Tanjungpura (Untan), mahasiswa dapat ikut andil untuk mengejar target bauran energi 23%.
Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan (EBT), Harris Yahya mengatakan bahwa saat ini Indonesia baru menggunakan 2,5% dari kapasitas energi terbarukan yang dipunya.
“Untuk saat ini baru kita gunakan 2,5% dari kapasitas energi terbarukan yang kita punya. Ada sekitar 417.000 MW (megawatt) tetapi yang kita gunakan baru 10.000 MW, berarti kita punya tantangan masa depan dan energi fosil akan ditinggalkan,” tuturnya dalam webinar “Shifting from Conventional Energy to Renewable Energy” yang diadakan SRE Untan di kegiatan Grand Launching SRE Indonesia, Sabtu (26/9).
“Salah satu yang menantang adalah bagaimana nih transisi dari conventional energy ke renewable energy itu dari segi tarif ya, yang merasa belum semurah dengan energi fosil yang membuat masyarakat berfikir kenapa harus ganti dengan energi terbarukan. Tapi jangan sedih karena Indonesia sudah diberkahi renewable yang melimpah dan pemerintah juga sudah banyak strategi, jadi mahasiswa juga bisa ambil part di sini,” sambungnya.
Pandu Lanang, selaku President of SRE Untan mengungkapkan bahwa dengan bergabung dalam SRE yang sekarang ada di 12 kampus di Indonesia, mahasiswa dapat ikut andil dalam pembangkitan listrik EBT. Webinar ini juga menjadi harapan tersendiri bagi SRE Untan agar mahasiswa dapat lebih tau mengenai isu-isu energi yang ada dan dapat mempersiapkan diri.
“Harapannya agar mahasiswa khususnya di Untan lebih tau dan melek dengan isu isu energi, mahasiswa dapat mengetahui apa yang harus mereka siapkan untuk menyambut transisi energi ke depannya nanti untuk karir mereka dan juga sadar akan potensi EBT yang ada di Indonesia khususnya di Kalimantan Barat itu sendiri,” ungkapnya.
Roki Sanesa, satu diantara 3800 peserta webinar berharap semoga yang direncanakan oleh pemerintah dapat terealisasikan pada tahun 2025 mendatang dan SRE dapat membantu Indonesia.
“Apa yang direncanakan oleh pemerintah bisa terealisasikan pada tahun 2025. Tetap kompak antar SRE yang berasal dari universitas yang berbeda, semoga tujuan tersebut dapat terlaksanakan dan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia,” harapnya.
Penulis: Peggy Dania
Editor : Mara