mimbaruntan.com, Untan- Memiliki 28 prodi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura (Untan) membaginya ke tiga lokasi yang berbeda. Kampus utama terletak di jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Kampus II di jalan Karya Bhakti Akcaya Pontianak Selatan, dan Kampus III di jalan Adisucipto gg. Nurul Huda. Adalah Kampus III yang merupakan tempat perkuliahan mahasiswa FKIP Jurusan Ilmu Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, yang sudah berdiri sejak 35 tahun lamanya. Gedung ini merupakan warisan peninggalan dari SGO (Sekolah Guru Olahraga).
Apabila merujuk pada perbandingan Kampus Utama, maka terdapat ketimpangan antara Kampus Utama dan Kampus III. Terutama terkait gedung yang kurang layak untuk dijadikan tempat perkuliahan dan minimnya fasilitas yang menuai banyak keluhan dari mahasiswa.
“Fasilitas yang masih kurang itu seperti WiFi, kantin ndak kayak di kampus utama. Pernah waktu belajar di kelas atapnya juga bocor, sehingga menganggu proses perkuliahan,” ujar Sabirin selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kesehatan dan Olahraga (PKO).
Hal senada diungkapkan oleh Martinez Adison Putra, mahasiswa prodi jurusan PKO FKIP Untan yang mengeluhkan fasilitas di kelas seperti bangku yang rusak dan kurangnya ketersediaan proyektor. “Di dalam ruangan kelas itu terdapat bangku yang rusak dan hanya ada beberapa proyektor yang bisa digunakan. Sehingga ketika ingin menggunakannya dan di saat yang sama juga ada dari kelas lain yang ingin menggunakan, maka kadang harus ada yang mengalah,” ucapnya.
Martinez Adison Putra berharap agar kondisi kampus III dapat lebih di perhatikan. “Harapannya lebih di perhatikan lagi lah kampus III ini karena kan juga masih bagian dari Untan, supaya kegiatan perkuliahan juga dapat berjalan maksimal,” harapnya.
Eka selaku Kepala Jurusan mengakui minimnya fasilitas serta sarana prasarana di kampus III FKIP Untan. Satu diantaranya adalah berkenaan dengan ruang kelas yang sudah tua selama puluhan tahun yang belum pernah dibangun. “Selama berpuluh-puluh tahun ini belum ada pembangunan ruang kelas, kondisinya sangat memprihatinkan, tegel-tegelnya (lantai-lantainya) sudah pada naik, sudah retak-retak,” ungkapnya.
Tanggapan Pihak Fakultas
Menanggapi hal ini, pihak jurusan mengaku sudah mengajukan perbaikan kepada pihak Fakultas. Edi selaku Kepala Prodi PKO menjelaskan bahwa untuk menangani minimnya fasilitas di kampus III FKIP Untan telah dibuat rancangan dalam bentuk pengadaan alat sesuai dengan kebutuhan mata kuliah. Pengadaan yang sifatnya bantuan gedung dan lain-lain hanya bisa mengusulkan ke Fakultas. Ia mengatakan bahwa pengajuan perbaikan fasilitas kampus III FKIP sudah dilakukan dan masih dilakukan secara bertahap karena bergantian dengan prodi-prodi lainnya.
“Perbaikan sudah diajukan dan sudah ada beberapa juga yang sudah berjalan di antaranya perbaikan toilet dan lapangan. Hanya memang yang menjadi kendala adalah dana yang ada, karena FKIP juga memiliki banyak prodi sehingga harus bertahap dan bergantian dengan yang lainnya. Ditambah lagi dengan kondisi lokasi kampus III yang agak sulit diakses sehingga membutuhkan dana lebih untuk renovasi dan pembangunannya,” jelasnya.
Sementara itu, Eka selaku Kepala Jurusan PKO menghimbau kepada mahasiswa apabila ada keluhan mengenai sarana prasarana kampus untuk segera dikomunikasikan kepada Kepala Prodi atau Kepala Jurusan agar dapat diajukan pada pihak fakultas kemudian ke tingkat Universitas. Ia juga mengaharapkan kemakluman dari mahasiswa untuk bersabar.
“Apa yang diajukan sedang diproses secara perlahan tapi pasti, karena tidak bisa instan langsung selesai dengan sekejap,” tuturnya.
Menanggapi hal ini Martono selaku Dekan FKIP mengatakan bahwa dari pihak Prodi dan Jurusan PKO Kampus III sudah melakukan pengajuan terhadap perbaikan dan pembangunan fasilitas dan dari pihak fakultas juga sudah merealisasikan proses pembangunan.
“Tentunya sudah ada pengajuan dari pihak kampus dan juga sudah ada proses pengajuan contohnya saja lapangan di depan itu. Anggaran dana yang diberikan juga sesuai dengan jumlah mahasiswa di sana beserta biaya UKT mahasiswa,” ucapnya.
Mengenai adanya ketimpangan antara Kampus Utama dan Kampus III, Martono menjelaskan bahwa hal itu berdasakan skala prioritas jumlah mahasiswa dan prodi yang ada. “Bukan kampus III tidak diperhatikan, namun yang menjadi fokus utama dari pihak Fakultas adalah kampus yang menampung 25 prodi dengan jumlah mahasiswa yang sangat banyak sedangkan kampus III hanya terdiri dari 2 prodi,” tegasnya.
Penulis: Antonia Sentia