mimbaruntan.com, Untan – Hutan merupakan paru-paru dunia dan Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki wilayah hutan terluas ketiga di dunia. Berdasarkan data Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) tahun 2010, hutan dunia menyimpan 289 Gigaton Karbon dan memegang peranan penting dalam menjaga kestabilan iklim dunia.
Namun, berdasarkan catatan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, sedikitnya 1,1 Juta Ha atau sekitar 2% hutan di Indonesia menyusut setiap tahunnya. Dari sekitar 130 Juta Ha hutan yang tersisa di Indonesia, 42 Juta Ha diantaranya telah habis ditebang. Ancaman terbesar terhadap hutan yang ada di Indonesia yaitu penebangan liar, alih fungsi hutan, kebakaran hutan, serta eksploitasi hutan secara tidak lestari.
Pada tanggal 5 Juni setiap tahunnya diperingatilah Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Dimana pada tahun 2017, Generasi Baru Indonesia (Genbi) Komisariat Untan yang bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) setiap fakultas dan beberapa komunitas pemerhati lingkungan melakukan penanaman enam jenis pohon di sembilan fakultas yang ada di Untan, Senin (5/6).
Enam jenis pohon yang ditanam yaitu Meranti, Gaharu, Bintangur, Pucuk Merah, Belian, dan Sengon. Menurut Kepala Bidang Lingkungan Hidup Genbi Untan, Alponsus Alpiadi, pemilihan tanaman hutan selain agar masyarakat sadar bahwa tanaman hutan dapat dimanfaatkan juga untuk menyelamatkan hutan yang saat ini terancam. “Biar masyarakat sadar, ternyata tanaman hutan kalau dimanfaatkan juga hasilnya baik. Selain itu, hutan kita sekarang bisa dibilang terancam,” tuturnya.
Alponsus juga menyatakan bahwa salah satu alasan kenapa keenam pohon tersebut dipilih karena pohon itu sendiri mampu menyerap karbon (CO), karbondioksida (CO2), dan dapat menghasilkan oksigen (O2) yang berguna sebagai zat penyusun udara terpenting dalam proses pernafasan manusia.
Tidak hanya berperan dalam proses pergantian zat-zat yang terkandung di udara, pohon juga dapat menciptakan iklim mikro dimana iklim ini merupakan kondisi iklim yang diciptakan oleh lingkungan sekitar pohon tersebut. “Jadi, secara tidak langsung kita dapat merubah iklim walaupun ini hanya hal kecil,” tutup Alponsus.
Penulis: Nurfidya Assyifa
Editor : Wirza Rachman