mimbaruntan.com,Untan—Sudah lima belas hari mahasiswa FKIP yang akan mengikuti program Sarjana Mengajar di daerah Terdepan, Terluar Teringgal (SM3T), dikarantina. Perbekalan mental dan pengetahuan sudah matang dipersiapkan untuk mengajar di daerah yang serba keterbatasan. Pada tanggal 19 Agustus mereka akan diberangkatkan menuju provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kabupaten Belu.
Eny Enawaty, selaku koordinator mengatakan bahwa mahasiswa yang lolos sudah melewati proses seleksi yang panjang. Setelah lolos seleksi Adminitrasi, tes online dan wawancara. Mahasiswa juga diharuskan mengikut karantina selama lima belas hari. “Lima hari dilatih tentara untuk mereka bisa berlatih di lapangan. “Tadi malam mereka nginep dibelakang situ,” katanya sembari menunjuk FKIP.
“Jadi mereka makan yang ada di hutan. Seandainya mereka dalam kondisi darurat mereka bisa bertahan,” tambahnya.
Selama satu tahun mahasiswa tersebut akan mengajar, bermasyarakat, berbudaya dan memberdayakan masyarakat NTT. “Semoga mereka bisa menyesuaikan diri dan mereka bisa bertahan selama satu tahun karena ini sudah tahun keempat dan selama ini bisa bertahan,” imbuhnya.
Penulis: Irvan
Editor: Riko