mimbaruntan.com,Untan—Pukul 15.16 waktu bagian barat, Pontianak disambangi oleh mantan menteri Bappenas jilid pertama pemerintahan Jokowi-JK yang baru kemarin di resufle oleh Presiden. Beliau berjalan bergandengan dengan ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Kalbar, Faizal Riza menuju tempat diskusi tentang “Menggagas Pengelolaan Sungai Kapuas Berwawasan Lingkungan” bertepatan di Resto Tapaz. Kegiatan ini diadakan oleh salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kalbar, LPS-Air yang diketuai oleh Deman Huri Gustira.
Baru diskusi dimulai, beliau langsung menanyakan perihal tentang Gerakan Senyum Kapuas (GSK) yang digagas oleh Beni Tanheri. Karena tamu yang hadir pada kegiatan tersebut terdiri dari aktivis WWF, perwakilan LSM Lingkungan, penggiat GSK dan Pimred Pontianak Post. Mereka masing-masing memberikan pandangan serta menanggapi apa yang disampaikan oleh Adrianof Chaniago.
“Berdirinya GSK adalah bentuk keprihatinan kita terhadap sungai dan parit, terutama sumber air yang dipandang remeh oleh kita semua, maka kami bentuk relawan ini untuk terus bergerak.” ungkap Beni Tanheri.
Mantan Menteri tersebut banyak menyampaikan tentang betapa pentingnya sungai pada kehidupan, kegiatan masyarakat dan sumber air baku untuk PDAM. “Pentingnya kesadaran terhadap sungai itu penting, apalagi dewasa ini diperlakukan secara pragmatis serta tempat pembuangan berbagai kotoran,” paparnya dengan tegas.
Beliau banyak mencontohkan negara maju yang mementingkan air sebagai prioritas utama, seperti sungai. China, Thailand dan Vietnam saja sudah mulai tumbuh untuk membangun sungai sebagai hal yang multifungsi. Kota yang maju menurutnya menjadikan sungai sebagai sebuah aksesoris yang indan nan memukau untuk menarik wisata dan tempat rekreasi yang sehat.
“Mari kita kuatkan gerakan kita terhadap pelestarian alam, terutama sungai. Kolaborasikan jaringan kita dan buat manajemen yang bagus untuk gerakan itu, agar sungai Kapuas bisa jadi proyek percontohan untuk daerah lain.” tegasnya dalam forum tersebut.
Hermayani Putra, Direktur WWF region Kalimantan juga turut berkomentar, Kapuas bisa menjadi isu perekat bagi setiap daerah karena setiap daerah dialiri sungai Kapuas. “Daerah Kalbar dialiri sungai Kapuas, isu dan gerakan ini bisa membuat kita bersatu lewat sungai.” Jelasnya.
Diakhir acara, Faisal Riza juga angkat bicara. Beliau menyarankan sebuah gerakan yang bernama Ekspedisi Kapuas yang tidak memiliki kepentingan tehadap apa pun kecuali kepada khalayak ramai dan alam. “Saya yakin event ini bisa menyatukan kita agar gerakan ini lebih efektif.” Beber Faisal Riza.
Pada sesi akhir, moderator acara yang dipandu oleh Deman Huri Gustira langsung meminta pendapat pada media lokal, yakni Pontianak Post. Heriyanto selaku Pimred mengatakan media selalu mendukung selagi hal itu bersifat positif bagi masyarakat. “Kita jelas mendukung karena hal ini sangat positif bagi kita semua.” Ungkap Pimred Pontianak Post ini.
Sebagai penutup, Deman Huri Gustira menyampaikan bagi semua agama air itu sebenarnya sangat suci, untuk menuntaskan masalah tentang sungai, parit dan sumber air kita lainnya, ide konkret harus terus kita gerakkan.
Penulis: Uuz
Editor: Irvan