Masih kau sebut aku bumi?
Kala pohonku yang tinggi kini raib sudah
Kau tebangi mereka tanpa belas kasih
Sebab birahi serakahmu yang tak tertahan
Masih kau sebut aku bumi?
Kala lautku berganti coklat kehitaman
Sampah plastik menjadi ancaman
Kau biarkan lautku tak berkehidupan
Baca juga:Kenangku Di Pertengahan Malam
Masih kau sebut aku bumi?
Kala udara segarku lari dan sirna
Berganti asap kuning dari cerobong pabrik
Kepulannya bergerak bebas matikan jiwa
Aku menangis, menjerit, dan meronta
Namun kau seolah tuli dan buta
Padahal kehancuran kian melebar
Dan aku pun kian memudar
Penulis: Syifa Meidiana