mimbaruntan.com, Untan – Mengusung tema “#PahlawanGambut dalam Perspektif Generasi Muda di Kalimantan Barat”, World Agroforestry Centre (ICRAF) Indonesia menggelar acara “Ngopi Pagi Bareng Media” pada Rabu, (7/7) di Qubu Resort.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempertemukan para Peneliti Muda Gambut (PMG) dengan perwakilan media Kalimantan Barat guna penyebarluasan informasi mengenai riset dan pencapaiannya PMG.
Dihadiri oleh guru besar Universitas Tanjungpura, Gusti Zakaria Anshari dan Koordinator Peat-IMPACTS Provinsi Kalimantan Barat Happy Hendrawan, dijelaskan bahwa terdapat 55 peneliti muda telah terjun ke lapangan dengan didampingi para peneliti ICRAF sejak Februari, 2021.
Mereka berinteraksi dengan petani gambut serta para pegiat gambut untuk memngungkap berbagai pengetahan, pembelajaran, dan opsi intervensi untuk pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan di Kalimantan barat, khususnya di Kabupaten Kubu Raya.
Peneliti senior ICRAF, Gerhard Manurung mengatakan bahwa PMG merupakan salah satu prakarsa dalam Program Peat-IMPACTS, ICRAF Indonesia. Kegiatan di Kalimantan Barat ini adalah yang kedua setelah program serupa rampung di Sumatera Selatan. Inisiatif menyediakan wadah bagi anak muda yang memiliki semangat dan antusiasme untuk terlibat dalam penelitian tentang berbagai aspek dalam pertanian di lahan gambut, selaras dengan aksi penelitian Peat-IMPACTS.
“Kami bekerja erat dengan perwakilan perguruan tinggi, dari proses seleksi hingga bimbingan untuk menyelesaikan tugas akhir. Besar harapan kami hasil penelitian para putera-puteri daerah ini dapat memberi sumbangan untuk memperkuat tata kelola dan kapasitas pemangku kepentingan lahan gambut di Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Kubu Raya,” jelasnya yang hadir secara daring dari Bogor, Jawa Barat.
Pengelolaan lahan, pemilihan komoditi hingga bagaimana pandemi membuka peluang untuk pengembangan produk dan masih banyak lagi adalah kisah yang dihadapi petani di lahan gambut yang tersebar di 31 desa. Cerita mereka telah dicatat dan dikaji oleh para PMG, termasuk Riska Masyura, Nurhayatun Nafsiyah, dan Zaki Ruhyaman yang membagikan pada perwakilan media.
“Banyak sekali ilmu baru yang saya dapatkan selama turun lapang, Saya yang memiliki latar belakang keilmuan kimia, sangat mensyukuri bisa bergabung dalam kegiatan ini. Saya yang biasanya melakukan penelitian didalam laboratorium, sangat menikmati melakukan penelitian yang terlibat langsung di tengah masyarakat,” ungkap Nurhayatun Nafsiyah.
Naf, demikian panggilan akrabnya, mencatat paling tidak ada tiga desa (Desa Muara Baru, Desa Betuah, dan Desa Tanjung Beringin) memiliki hutan lindung yang masih terjaga. Ia menjelaskan bahwa proses pembukaan lahan yang ditemukan di desa-desa tersebut pun dilakukan secara tradisional.
“Masyarakat desa mengelola lahan gambut dengan membudidayakan tanaman antara lain karet, kelapa sawit, jahe dan nanas. Pembukaan lahan untuk budidaya jahe, misalnya, dilakukan dengan mengupas lapisan gambut terlebih dahulu,” pungkasnya.
Penulis: ICRAF Indonesia
Editor: Monica Ediesca