Laboratorium (Lab) Microteaching merupakan tempat simulasi pengajaran di dalam kelas yang digunakan sebagai ajang persiapan sebelum mahasiswa melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). Lab Microteaching FKIP Untan pun sedang dalam proses pembangunan di SMA Santun. Sebenarnya pembangunan ini sudah sejak lama direncanakan. Namun baru dilakukan karena sebelumnya sempat terkendala soal anggaran dan FKIP Untan tahun ini akan menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
mimbaruntan.com, Untan – Berdasarkan Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat 1 tertera bahwa “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” Oleh karena itu, mahasiswa pendidikan dan keguruan perlu melakukan microteaching agar dapat mempersiapkan diri menjadi calon guru sebagaimana diamanatkan pada UU tersebut.
Dalam hal ini, keberadaan laboratorium pun dibutuhkan. Laboratorium Microteaching bagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untan merupakan tempat simulasi pengajaran di dalam kelas dengan mahasiswa sebagai pesertanya. Sebagai salah satu penunjang proses pembelajaran, Lab Microteaching digunakan sebagai ajang persiapan sebelum mahasiswa melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). PPL merupakan puncak akumulasi dari segala pembelajaran yang telah diterima mahasiswa FKIP untuk kemudian menjadi calon guru sesungguhnya.
Di FKIP Untan, salah satu Lab Microteaching yang berlokasi di SMA Santun sedang dalam proses pembangunan. Sebelumnya, telah terdapat lab microteaching di FKIP namun dalam jumlah dan proses penyelenggarannya tidak mampu menjawab kebutuhan mahasiswa. Bekti selaku Ketua BEM FKIP mengatakan bahwa selama ini kegiatan microteaching hanya berlangsung di kelas sehingga dengan adanya ruang khusus maka akan mempermudah mahasiswa dalam proses pembelajarannya. “Ketika membutuhkan perangkat alat peraga, kita angkut dulu dari laboratorium praktikum kita bawa ke kelas. Sehingga dengan adanya Lab Microteaching sendiri, maka pendukung proses pembelajaran itu ada,” ungkapnya, Kamis (18/1/2018).
Namun menurut Bekti, pembangunan perpustakaan lebih penting daripada Lab Microteaching. “Lab microteaching khusus untuk semester enam, sementara perpustakaan untuk seluruh mahasiswa, maka lebih urgensi pembangunan perpustakaan,” katanya.
Ia berharap pembangunan Lab Microteaching tersebut tidak hanya sekedar bangunan semata, tetapi juga dilengkapi oleh perangkat pendukung sesuai kebutuhan mahasiswa. “Setelah dibangun, bukan hanya sekedar bangunan tapi di dalamnya terisi perangkat pendukung yang ada di dalamnya,” harapnya.
Keterlambatan Pembangunan
Fahrul satu di antara mahasiswa FKIP yang kini duduk di semester tujuh mengatakan, ruang Lab Mircoteaching yang ada selama ini tidak mampu menjawab kebutuhan seluruh mahasiswa FKIP. “Kalau di FKIP sendiri selama ini hanya ada satu sampai dua lab itu tidak besar-besar amat. Tidak sepenuhnya digunakan. Tidak efektif,” keluhnya, Kamis (14/12/2017).
Fahrul juga menyayangkan keterlambatan pembangunan karena mahasiswa semester tujuh sudah tidak dapat lagi merasakannya. Namun, ia berharap dengan adanya pembangunan ini nanti dapat digunakan oleh semua Prodi secara menyeluruh. “Semoga bisa berguna, bermanfaat, difasilitasi sebagai sarana prasarana yang ada di sekolah,” harapnya.
Terkait keterlambatan pembangunan Lab Microteaching, Yohannes selaku Wakil Dekan II FKIP angkat bicara. Menurutnya, pembangunan Lab Microteaching merupakan salah satu persyaratan karena pada tahun ini Untan mendapatkan kesempatan menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru (PPG), sehingga pembangunan Lab Microteaching menjadi prioritas. PPG adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus menjadi seorang guru. “Kita sekarang dituntut mau tidak mau, kita akan menyelenggarakan PPG, bukan lagi S1 biasa. Jadi yang lulus S1 lanjut PPG,” lanjutnya, Jumat (19/1/2018).
Ia juga menjelaskan, biaya pembangunan Lab tahun 2018 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada tahun 2017 dikhususkan untuk pembangunan pondasi, sementara tahun 2018 melengkapi pembangunan tersebut hingga selesai. “Anggarannya dari FKIP, tahun ini sekitar 2,3 miliyar dan tahun lalu hanya sekitar 700 sampai 800 juta,” jelasnya.
Baca Juga: Dua Wajah BLU Untan
Menyikapi pembangunan lab microteaching di SMA Santun Untan ini, Martono selaku Dekan FKIP mengatakan bahwa pembangunan ini merupakan suatu upaya yang sudah direncanakan sejak dulu, namun karena terdapat kendala dalam hal anggaran, pembangunan tersebut baru terlaksana sekarang. “Pembangunannya udah direncanakan lama, tapi kan karena menyelesaikan anggaran,” jelasnya, Selasa (2/1/2018).
Penulis: Sekar dan Aris
Editor: Irvan
Anda Juga dapat membaca Tulisan ini secara lengkap di Tabloid Mimbar Untan Edisi XXI
laporan ke 2: Lab Microteaching Untan dibangun di Santun