mimbaruntan.com, Untan – Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah (HIMSERA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura (Untan) memperingati Hari Buku Internasional di aula Dinas Pertambangan dan Energi, Jl. Sutoyo Pontianak Kalimantan Barat. Dalam memperingati Hari Buku Internasional, Himsera FKIP Untan mengadakan bedah buku yang berjudul “Kota Pontianak Doeloe-Kini-Mendatang”. Kegiatan tersebut di hadiri tiga orang pemateri yaitu Syafaruddin Usman seorang penulis dan sejarahwan Kalimantan Barat, Wakil Walikota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, dan Sastrawan Kalbar Ahmad Asma DZ.
Dalam acara bedah buku tersebut Syafarudin Usman menjelaskan mengenai awal mula berdirinya Kota Pontianak dan menolak asal mula nama Pontianak yang berasal dari hantu Pontianak. “Saya sangat tidak setuju kalau Kota Pontianak ini asal mula namanya hantu Pontianak jika dilihat dari versi sejarah,” ungkapnya, Sabtu (30/4).
Ia menambahkan bahwa ketika itu Abdurrahman berada di muara sungai, Abdurrahman menemukan dua Anak sungai yaitu sungai Landak dan sungai Kapuas dan Abdurrahman mengatakan bahwa negeri itu bernama negeri Pintu Anak Sungai.
“Ketika Belanda bertanya nama negeri tersebut maka di jawablah Pintu Anak Sungai, namun Belanda hanya menyingkat nya dengan nama Pintuanak, dan absorpsi masyarakat menyebutnya Pintuanak sebagai Puntianak begitulah asal-usul nama Pontianak,” ujarnya.
Dalam acara bedah buku tersebut, Syafaruddin Usman sangat antusias dalam menceritakan setiap perubahan yang ada di Pontianak. “Perubahan itu pertanda dari awal kemajuan kota yang kelihatan dari penataan pengelolaan dan perkembangan pesatnya,” tuturnya.
Penulis : Umi Tartilawati & Desi Andari
Editor : Dadang Ms