Demi raga bernyawa putih yang kan bernoda
Kaulah raga dari sarat bulir tak tergapai bola mata biasa
Sarat rasanya bila sejak ufuk timur mengayuh
Lekas sudah guntur menderu
Itu adalah kehendak naluri
Namun tak semudah melukis nalar imaji
Kau harus membuat lekuk air menuju junjungan biru
Sebagaimana mestinya engkau meneguk air
Apalah mesti bertaruh
Bila teguhnya kayu tak bisa dicubit manja
Bila hampanya angkasa tak bisa diduduki empuk
Lagi
Kau mesti mengalirkan lekuk air menuju junjungan biru
Bagai garam menjadi manis mayang
Kau lihai membuat penampak diri termangu
Amboi, daku mabuk kepayang
Karya : Aisyah
mahasiswa Fakultas Pertanian Angkatan 2015