Mahalnya harga pupuk sintetis merupakan salah satu permasalahan petani. Mahalnya pupuk ini tidak dibarengi dengan kemampuan daya beli petani yang baik. Hal ini membuat intensitas pemupukan harus dikurangi. Hasilnya kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan tidak maksimal.
Rhizobium mungkin akan menjadi salah satu solusi yang dapat memecahkan permasalahan ini. Rhizobium sendiri adalah bakteri aerob yang tinggal pada bintil akar tanaman kacang-kacangan (kedelai). Rhizobium dapat menghasilkan nitrogen alami sehingga dapat mensuplai kebutuhan nitrogen bagi tanaman. Hal ini tentunya menjadi keuntungan bagi petani karena dapat meningkatkan efisiensi pemupukan.
Pengaplikasian rhizobium dapat dilakukan dalam tanah atau disemprotkan langsung pada tanaman. Di dalam tanah rhizobium akan bersimbiosis dengan sel akar leguminosceae (kacang-kacangan). Rhizobium akan menjadikan akar legum sebagai inangnya. Selanjutnya rhizobium akan tumbuh dan berkembang didalam bintil akar legum. Dari dalam bintil akar, rhizobium akan mengambil nitrogen bebas dari udara bersamaan dengan aktifitas sel tanaman. Selanjutnya bintil akar akan melepas nitrogen kedalam tanah. Terakhir nitrogen akan diserap akar dan dirombak menjadi senyawa yang diperlukan tumbuhan seperti asam-asam amino dan polipeptida.
Penggunaan rhizobium akan menunjukkan hasil yang baik apabila digunakan khusus pada tanaman kedelai. Untuk tanaman kacang-kacangan lain penggunaan rhizobium tidak begitu efektif untuk meningkatkan produktifitas. Bagi anda yang ingin menggunakan rhizobium untuk meningkatkan produktifitas kedelai, anda bisa memperoleh biang rhizobium di toko-toko penyedia peralatan pertanian dengan berbagai merek dagang.
Setelah mendapatkan biang rhizobium. Pertama-tama biang rhizhobium harus dilarutkan dengan gula yang berfungsi untuk memberi makan rhizobium dan mengaktifkannya sehingga siap bersimbiosis dengan bintil akar kedelai. Selanjutnya sebelum disemai, benih direndam dulu dalam larutan gula tersebut agar bakteri rhizobium lebih mudah bersimbiosis nantinya.
Setelah panen pertama sebenarnya tanah masih mengandung rhizobium asalkan cara panennya benar-benar diperhatikan. Yaitu dengan cara memotong tubuh kedelai dan meninggalkan akarnya dalam tanah. Untuk memastikan apakah tanah mengandung rhizobium, cabut satu akar kemudian amati. Jika ada bintil akar maka tanah telah mengandung rhizobium. Setelah dipastikan tanah mengandung rhizobium, anda tinggal menanam tanaman kedelai yang selanjutnya. Namun dalam penanaman yang kedua dan seterusnya lebih disarankan juga untuk mencampur benih dengan larutan gula dan biang bakteri rhizobium.
Kemampuan rhizobium dalam memfiksasi N2 ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan hasil pertanian. Penggunaan rhizobium sebagai sumber pupuk alami akan meningkatkan kandungan kesuburan tanah. Penggunaan rhizobium juga akan memperkecil biaya pemupukan sehingga petani dapat meningkatkan efisiensi pemupukan. Selain itu penanaman kedelai yang telah bersimbiosis dapat dipadukan dengan tanaman tahunan contohnya pada tanaman karet muda dengan vegetasi yang belum lebat. Hal ini bisa saja dilakukan karena nitogen alami yang dihasilkan rhizobium langsung dilepas ke tanah sehingga akar karet juga bisa menyerap unsur nitrogen tersebut. Pemanfaatan rhizobium diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengurangi kebutuhan N sintetis. Sehingga akan tercapai pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Nah gampang bukan untuk meningkatkan produktifitas kedelai ataupun tanaman lainnya yang pastinnya tetap ramah lingkungan dan lebih hemat biaya.
Penulis, Bana Raharjo (C1011131130), Mulyanto (C1011131151), Wawan Pujo Setyawan Agroteknologi C Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura