Seperti biasa, pagi itu aku segera bergegas pergi
menaiki sepeda motor tua
yang sudah puas menerima suka duka keluarga
Seperti biasa, pagi itu tampak jalanan diguyur setiap orang-orang
yang sibuk menggais rezeki dari tumpukkan piluh keringat
sejak pagi hingga sore hari
Seperti biasa, pagi itu aku berhenti sejenak di persimpangan jalan
tepat di pinggir warung kopi langgananku hari-hari
Seperti biasa, aku memesan sebuah kopi penuh rasa harap
Di mana dalam setiap bubuk-bubuknya
terkenang sebuah rindu masa lalu.
Dan entah kenapa, aku tiba-tiba mengenang masa lalu
Di imana aku dulu pernah mengungkapkan perasaan kepada seseorang yang sampai saat ini belum bisa untuk merestui
Ah… sudahlah, aku sudah tau
mana mungkin ia mampu untuk menahan
segala rasa kecemasan dalam diri
Dan mana mungkin ia bisa hidup sendiri
tanpa sang pemilik hati
Ah… santai saja
Intinya saat ini jangan terlalu menganggap lebih
Aku takut semuanya bisa membuatku menjadi sakit hati
Kita tidak tau juga logika dan perasaan manusia
Sering kali berubah sedemikian rupa serta bisa tiba-tiba lupa
Penulis : Yoko Dunasta