mimbaruntan.com, Untan – Konsorsium Dian Tama terdiri dari lembaga Koperasi Asosiasi Periau Danau Sentarum (APDS), KOMPAKH, LPS-AIR, Riak Bumi, Perkumpulan KABAN, serta Yayasan Dian Tama bangun enam rumah produksi madu hutan di Kapuas Hulu.
Rumah produksi tersebut terdapat di Desa Nanga Leboyan, Desa Sekulat, Desa Penepian, Desa Bunut Hulu, Desa Nanga Lauk, serta Desa Kedamin Darat. Program tersebut didanai oleh MCA-Indonesia
Irawan Sihombing, Project Manager Konsorsium Dian Tama mengatakan bahwa pembangunan rumah produksi diharapkan dapat menghasilkan madu olahan yang baik. “Rumah produksi ini diharapkan akan mampu menghasilkan madu hutan olahan kira-kira 7.5 ton perhari tapi tergantung tingkat produksinya,” katanya saat memberikan kata sambutan di acara ground breaking, Rabu (25/10).
Ia menambahkan, program yang akan berakhir pada Januari 2018 mendatang merupakan satu-satunya yang dapat memberikan hasil bangunan fisik dan merupakan yang pertama kali diadakan oleh pendonor dana.
Hal senada dikatakan oleh Chehafudin, manager W2 MCA-Indonesia, menurutnya kegiatan tersebut diselaraskan dengan program Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu sehingga mendapat hasil yang diharapkan.
“Sangat jarang pendonor memberikan bantuan program berupa bangunan fisik. Dian Tama mendukung untuk membangun enam rumah produksi disertai pembangkit listrik tenaga surya,” katanya.
Kehadiran rumah produksi dengan peralatan lengkap ini diharapkan membantu masyarakat untuk pengelolaan madu hutan. “MCA-Indonesia mempunyai misi pembangunan rendah karbon sehingga apa yang dipakai merupakan energi terbarukan,” jelasnya.
Kehadiran rumah produksi tersebut disambut baik oleh Pemerintah Kapuas Hulu. Antonius, Wakil Bupati mengatakan bahwa program yang dibuat oleh Konsorsium Dian Tama dengan pendonor MCA-Indonesia telah membantu masyarakatnya. “Kami apresiasi apa yang dibuat oleh Konsorium Dian Tama,” katanya.
Ia menambahkan, di Kapuas Hulu memang banyak Non-Government Organazation (NGO) namun tidak pernah ada yang memberikan asset fisik. “Banyak sekali NGO di daerah kita ini tapi belum ada yang memberikan bantuan fisik seperti ini,” jelasnya.
Pihaknya mendukung adanya rumah produksi tersebut dan meminta bantuan semua pihak agar program ini terus berlangsung. “Kita mengharapkan bantuan semua pihak untuk terlibat dalam pengelolaan ini karena memang madu kita merupakan yang terbaik, mungkin di Indonesia bahkan di dunia,” tegasnya.
Program pembangunan rumah produksi tersebut akan diselesaikan hingga Desember mendatang.
Penulis : Isa Oktaviani
Editor : Umi