Mimbaruntan.com, Untan- Ikatan Mahasiswa Perencanaan Indonesia (IMPI) Koordinator Wilayah (Korwil) Kalimantan sukses mengadakan kegiatan diskusi tata ruang mengusung tema “Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Waterfront City”, bertempat di Dhani Cafe, Jumat (5/7).
Diskusi ini menghadirkan pemateri Dr.Ely Nurhidayati, ST,MT selaku dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Tanjungpura (Untan) dan Uray perwakilan dari Komunitas Cari Wawasan (Cawan). Acara ini turut dihadiri sekitar 38 orang dari berbagai elemen masyarakat, baik dari akademisi dan praktisi antara lain mahasiswa dan alumni jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Untan, BNPB Prov. Kalbar (Yusri Darmadi), serta melibatkan IMPI Nasional, HMPTL UNISBA, IPB (Arsitektur Lansekap), UB, POLNEP serta masyarakat umum.
Acara dimulai pukul 20.00 hingga 22.00 WIB yang dibuka oleh Ketua IMPI Korwil Kalimantan Iman Sumantri. Dalam sambutannya, Iman mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan program kerja divisi litbang agar mahasiswa dan masyarakat umum dapat mengenal waterfront city Kota Pontianak yang baru saja dibangun.
Baca juga: Penyaluran Buku untuk Daerah Perbatasan Negeri oleh Mahasiswa Informatika Untan
“Kami harapkan kehadiran akademisi, praktisi maupun masyarakat umum yang hadir dalam diskusi tata ruang ini dapat menambah wawasan dan ilmu tentang pentingnya waterfront city Pontianak yang telah dibangun. Untuk kedepannya kami akan adakan kegiatan yang lebih inovatif sehingga menarik berbagai elemen masyarakat agar tertarik dan mendukung pembangunan pariwisata waterfront city Pontianak,” katanya.
Diskusi dilanjutkan oleh narasumber pertama, Dr.Ely menjelaskan bahwa dalam pengembangan pariwisata harus menerapkan prinsip sustainable development yang terdiri dari aspek ekologi, sosial,ekonomi,dan juga kebudayaan. Sebab dari pemaparan beliau, beberapa best practices dari berbagai kota baik dalam maupun luar negeri terdapat perbedaan perlakuan dalam strategi pengembangan pariwisata berbasis waterfront city Pontianak.
“Konsep sustainable development, di dalam negeri perlu mengedepankan unsur kebudayaan dalam pengembangan pariwisatanya. Nilai kebudayaan adalah salah satu bentuk promosi brand lokal yang membedakan satu daerah dengan lainnya. Sedangkan di luar negeri, visual tata ruang kota tepian airnya sudah sangat baik tetapi sedikit sekali nilai kebudayaan menjadi brand lokal disana,” jelasnya.
Baca juga: Ciptakan Energi Alternatif dari Limbah Minyak Kelapa
Sementara itu narasumber kedua, Urai bercerita banyak mengenai perencanaan partisipatif kawasan Beting yang pernah dilakukan Cawan, Arsitektur Komunitas (Arkom) Pontianak beberapa bulan lalu.
“Pontianak dikenal sebagai kota seribu parit, tetapi paritnya sudah berbeda kondisinya dari dulu dan sekarang, parit sekarang adalah selokan atau comberan. Sehingga kita perlu pelajari sejarah dan asal usul kota untuk mengembalikan fungsi parit dalam pengembangan pariwisata waterfront Pontianak” ujarnya.
Ketua IMPI Korwil Kalimantan Iman Sumantri mengucapkan terimakasih kepada panitia IMPI Korwil Kalimantan, mahasiswa dan alumni PWK UNTAN, serta masyarakat yang turut menyukseskan terselenggaranya acara ini.
Reporeter: Doni/Sekar
Penulis: Sekar A.M
Editor: Nurul R.