Buatlah kegagalan dan tantangan menjadi sebuah peluang. Kita tak pernah tau keajaiban yang akan datang dari usaha keras kita. Walaupun hasil dari usaha keras kita terkadang tidak seperti yang diharapkan. Namun, jangan kecewa dulu, sebab Allah SWT menyimpan suatu rencana yang lebih besar untuk kita yang dipersiapkan saat kita benar-benar pantas untuk menerimanya.
Terkadang tanpa kita sadari hal yang kita impikan terjadi. Dulu hanya sekadar mimpi dan kini bisa tercapai. Dulu terlihat jauh kini bisa digapai. Percayalah Allah SWT tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu mau mengubah diri mereka sendiri. Itu adalah firman-Nya. Allah SWT mengajarkan kita melalui Al-Qur’an untuk bekerja keras dalam apapun, karena sebetulnya benarlah bahwa usaha keras tak akan mengkhianati.
Baca juga: “Time Management” Ala Mahasiswa
Kecewa saat kegagalan datang setelah usaha yang sangat keras kita lakukan memang wajar kita sebagai manusia ingin menyerah. Namun, jangan biarkan kesedihan mengambil alih semua semangat yang awalnya membara. Biarkan dulu hati dan pikiran kita istirahat dan lupakan sejenak kegagalan, tetapi jangan keterusan. Saat segala sudah tenang, susun rencana lagi, evaluasi lagi apa yang membuat rencana kita tidak berhasil. Buat beberapa rencana, susun strategi kita. Kita bisa belajar dari perang, kemenangan dalam sebuah peperangan tergantung dari strategi yang disusun. Dalam menyusun strategi perang tak hanya ada satu strategi tetapi banyak plan A, plan B, bahkan plan C yang sudah dipersiapkan. Tujuannya untuk apa? Saat terjadi sesuatu diluar dugaan, maka plan cadangan bisa dipakai.
Mencapai mimpi yang besar memang tidak semudah kita membicarakannya. Perlu kesabaran yang besar. Pernahkah kita memperhatikan kupu-kupu yang memiliki sayap berwarna-warni yang sangat indah dalam pandangan kita? Tentunya kupu-kupu itu tak langsung menjadi kupu-kupu yang cantik. Ada serangkaian proses panjang yang dilewati, tetapi dampak dari proses yang panjang itu menghasilkan suatu keindahan. Dimulai dari ulat yang dianggap sebagian orang menjijikkan, sampai menjadi kepompong yang mengharuskan si ulat tadi tidak makan selama berhari-hari dan harus membungkus diri, sehingga pada saat yang tepat keluar sebuah kupu-kupu yang indah. Dari kisah tadi, kita dapat mengambil pelajaran mengenai kesabaran yang memerlukan suatu pengorbanan.
Baca juga: Kehidupan Anak Kuliahan Tak Seindah FTV
Sebenarnya Islam sendiri sudah mengajarkan kita sebagai umatnya untuk bersabar melalui puasa dalam bulan Ramadhan. Makna puasa sendiri bukan hanya tentang menahan lapar dan haus. Puasa memiliki arti yang lebih dalam lagi. Bagaimana puasa sendiri memiliki makna yang luar biasa? Karena ini adalah perintah langsung dari Sang Pencipta kita, yang sebenarnya mengenal diri kita lebih dari kita sendiri. Secara tidak langsung kita diajarkan arti kesabaran. Semakin baik kita melatih diri dengan kesabaran, maka kesuksesan pasti akan kita peroleh.
Pernah mendengar survei atau tantangan yang dilakukan mak-mak bule atau sebuah peneliti di Amerika Serikat yang menahan anaknya untuk tidak memakan marshmallow atau permen sebelum ibunya kembali? Setelah beberapa tahun lagi kembali disurvei anak-anak tadi. Anak-anak yang dapat menahan tantangan tadi rata-rata lebih sukses dalam karirnya, dibanding anak yang tidak dapat menahan diri untuk memakan marshmallow. Dari sini dapat disimpulkan jika kesabaran mengambil peran dalam kesuksekan.
Ketika kita dapat menerapkan kesabaran dan ujian yang menimpa kita berhasil dilewati, maka akan hadir segala rangkaian kesuksesan dan mimpi yang menjadi kenyataan. Itu bisa berupa hadiah dari Allah SWT untuk kita. Hadiah itu seperti kejutan di hari spesial kita, seperti itulah kasih sayang Allah SWT kepada makhluk-Nya. Maka jangan takut untuk bermimpi dan kegagalan yang terjadi sebab segala sesuatu telah diatur oleh Allah SWT. Tugas kita hanya bekerja keras, bersabar dan serah segala sesuatu kepada Allah SWT. Semangat untuk pejuang mimpi. (*)
*) Opini ini adalah tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi mimbaruntan.com
Penulis: Natasya, Mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik Untan