mimbaruntan.com, Untan – Konflik suku dan etnis serta menjalar ke ranah agama yang terjadi di Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi bahaya laten yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, kekhawatiran mendasar ini kemudian menjadi landasan anak muda di untuk menyelenggarakan kegiatan Temu Pemuda Lintas Iman (Tepelima) 3 Kalbar pada tanggal 30 April melalui ruang virtual Zoom Meeting dan 1-2 Mei di Sekretariat FKUB Kota Pontianak.
Diikui oleh 20 pemuda lintas suku dan agama, kegiatan yang diselenggarakan oleh Satu Dalam Perbedaan (SADAP) Indonesia, Yayasan Suar Asa Khatulistiwa (SAKA), Gusdurian Pontianak dan PMKRI Cabang Sungai Raya mengusung tema “Kolaborasi Merawat Toleransi” dengan upaya ingin mempertemukan anak muda lintas suku dan agama untuk membahas isu-isu perdamaian dan keberagaman.
Guna membuka perspektif keberagama para peserta, turut dihadirkan pegiat keberagaman sebagai pemateri. Mereka ialah Aan Anshori, Koordinator Jaringan Anti Diskriminasi (JIAD) yang membawakan pembahasan tentang Bongkar Stigma dan Prasangka serta Siti Aminah Tardi, Komisioner Komnas Perempuan yang memaparkan tentang Penerimaan dan Ekspresi. Tidak hanya itu, peserta juga dipandu oleh peer fasilitator yang sebelumnya telah melalui tahap Training of Trainer (TOT).
Rio Pratama, Project Officer Tepelima 3 menyatakan kontribusi anak muda untuk merawat keberagaman sangat penting, terlebih didaerah rawan konflik seperti Kalbar. Konsisten bergerak sejak tahun 2018, ia berharap kegiatan ini dapat menambah perspektif toleransi anak muda.
“Konflik yang terus berulang sejatinya menjadi pembelajaran bagi kita bahwa dapat kapanpun kembali terjadi dikemudian hari. Oleh karena itu, Tepelima secara konsisten terus dilaksanakan guna membuka persperktif kita bersama tentang toleransi, perdamaian, cinta kasih antar sesama dan keberagaman yang ada. Oleh karenanya, peran pemuda sangatlah diperlukan,” ungkapnya.
Rio menambahkan, Tepelima 3 adalah ruang inkslusif sehingga diharapkan dapat menjadi ruang aman dan nyaman bagi semuanya.
Baca juga : https://mimbaruntan.com/gagal-bukan-alasan-menyerah/
“Sebagai gawai bersama, Tepelima adalah ruang yang inklusif bagi kita semua. Mari merayakannya dalam forum ini dengan aman dan nyaman dan mari berkolaborasi bersama dalam merawat keberagaman yang ada secara bersama-sama,” tambahnya.
Abdul Syukur, selaku ketua FKUB Pontianak menyatakan upaya untuk merawat persatuan dan kebhinekaan merupakan ciri umat beragama.
“Selaku ketua FKUB sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan Tepelima Kalbar 3 ini. Semoga dapat merawat persatuan dan kesatuan dan kita segera terbebas dari Covid-19,” jelasnya.
Hal serupa diungkapkna Rizal Mutahar, Kepala Kesbangpol Pontianak mewakili Pemerintah Kota mengapresiasi kegiatan ini, sebagai upaya anak-anak muda berkolaborasi merawat toleransi. Ia berharap, kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan dan bersinergi dengan yang lain agar Kalbar yang damai dan aman dapat benar-benar terealisasikan.
Penulis : Rio (Kontributor)