mimbaruntan.com, Untan– Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (Himap) Fakultas Teknik (FT) Universitas Tanjungpura(Untan) selenggarakan kegiatan diskusi Seputar Kota Pontianak (Sekotak) bertempat di Cafe Blingkaan, Jumat (20/12). Diskusi yang bertemakan “Isu Penghapusan IMB dan AMDAL oleh Pemerintah” ini diisi oleh pembicara yaitu Deman Huri selaku Aktivis Lingkungan dan Alfri selaku Kepala Bidang Tata Ruang dan Pengendalian PUPR Kota Pontianak.
Baca juga: Membangun Silaturahmi, Himapol Gelar Puncak Milad Ke-5 (press release)
Nina Siti Barokah, Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Himap Untan mengungkapkan bahwa tujuan dari kegiatan diskusi ini adalah untuk mengetahui dampak- dampak dari rencana penghapusan IMB dan AMDAL.
“Isu penghapusan IMB dan AMDAL yang nantinya akan disederhanakan oleh peraturan lainnya demi menarik investor masuk, memungkinkan akan menimbulkan dampak lingkungan dan pembukaan lahan untuk memenuhi kebutuhan ruang yang kelak akan menimbulkan masalah lingkungan di Pontianak sendiri seperti banjir jika musim hujan dan kabut asap akibat lahan gambut beralih fungsi,” ungkapnya.
Ia berharap kegiatan ini akan membuka wawasan dan para calon perencana muda dari mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota dapat ilmu baru bagaimana cara agar untuk perencanaan kedepannya seluruh rencana pembangunan tidak melupakan aspek lingkungan dan proyeksi kebutuhan ruang untuk jangka waktu yang panjang.
Dalam pemaparan Alfi selaku Kepala Bidang tata Ruang dan Pengendalian PUPR Kota Pontianak, ia meluruskan wacana yang ada bahwa bukan penghapusan IMB melainkan penyederhanaan peraturan perizinan. Ia juga menjelaskan ada empat aspek penting dalam pendirian bangunan. “Dalam sertifikat layak huni ada 4 aspek penting yakni keselamarab, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan,” jelasnya.
Baca juga: Simkatmawa, Bantu Untan Meningkatkan Posisi Peringkat Kegiatan Mahasiswa
Deman Huri selaku aktivis lingkungan menerangkan bahwa terdapat tiga pilar pembanguan berkelanjutan yakni sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. Ia beranggapan bahwa terdapat pertarungan ideologi komunitas dan kapitalis dalam hal wacana-wacana yang ada. Menurutnya, AMDAL secara substansi sudah baik hanya saja yang salah dari sisi manusia.
Rizqi Puteri Riyandini satu diantara peserta yang hadir mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat menarik karna banyak fakta-fakta dari pembicara untuk menambah informasi seputar realita adanya IMB dan AMDAL serta penataan ruang lainya. “Semakin di giatkan dan harapannya para masyarakat Pontianak semakin peduli tentang pentaan ruang di Kota Pontianak yang tidak berdapak terhadap lingkungan tapi jugas sosial,” jelasnya.
Penulis : Himap Untan
Editor : Riski Ramadani