mimbaruntan.com, Untan – Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) merupakan seleksi penerimaan mahasiswa baru di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diadakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia berbasis Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Pelaksanaan SBMPTN tahun 2020 tuai berbagai macam perubahan akibat pandemi Covid-19.
Ero Reynaldi, siswa SMAN 1 Sintang angkatan 2019 yang Gap Year untuk melanjutkan kuliah, harus mencari informasi terkait LTMPT secara mandiri. Selama vakum satu tahun, Ero sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari untuk mengikuti UTBK mulai dari bulan Desember lalu. Ia mempelajari soal-soal Tes Potensi Akademik (TPA) rumpun Sosial dan Humaniora (Soshum) serta Tes Potensi Skolastik (TPS) dengan intensif. Namun ia mengatakan sempat dibuat bingung oleh pihak Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) karena beberapa pelaksanaan UTBK yang terbilang cepat berubah akibat dari pandemi Covid-19.
“Sempat dibuat bingung sih sama LTMPT-nya karena banyak keputusan yang terbilang labil gitu akibat dari pandemi ini. Pertama bilang UTBK-nya cuma sekali, lalu tidak lama berubah lagi jadi dua kali, dan sekarang berubah lagi ke keputusan awal kalau UTBK cuma satu kali pelaksanaan. Terus untuk TPA juga ya, tahun ini tidak ada, hanya ada soal-soal TPS aja yang keluar,” ungkapnya melalui pesan WhatsApp pada Kamis, (21/05)
Lebih lanjut, Ero menjelaskan beberapa perbedaan UTBK tahun 2019 dan tahun 2020 mulai dari biaya pendaftaran hingga tidak adanya Tes Ilmu Pengetahuan Campuran (IPC), hingga tidak adanya transparansi nilai UTBK.
“Ada beberapa perbedaan antara UTBK tahun lalu dan sekarang, seperti biaya pendaftaran yang naik 50.000 (sekarang menjadi 250.000). Terus tahun ini saya dengar juga tidak ada IPC ya? Soalnya yang IPS tidak bisa ambil ke IPA dan begitu pun sebaliknya, jadinya anak SMK tidak bisa ambil keduanya. Kemudian, waktu mendaftar UTBK dengan SBMPTN itu bersamaan, tidak seperti tahun lalu yang nilainya langsung keluar. Kalau tahun ini tidak ada transparansi nilai, jadi kita sedikit kesulitan melihat daya saing range kita amannya di prodi apa,” sambungnya.
Baca Juga: Apakah Pemimpin Populis Dapat Menyelamatkan Masyarakat Dari Pandemi?
Ero berharap, semoga tidak ada lagi perubahan terkait UTBK, serta semua peserta yang mengikuti tes dapat diterima di Univrsitas/Prodi yang diinginkan.
“Semoga aja ini menjadi keputusan terakhir dari LTMPT, tidak ada perubahan lagi, tidak ada gangguan lagi karena tanggal 2-5 Juni udah mulai pembukaa pendaftaran UTBK dan SBMPTN, lalu tanggal 5 Juli kami tes ke Pontianak. Semoga semua berjalan lancar karena kita juga mengikuti protokol kesehatan, kita sama-sama patuhi aturannya, dan semoga kami yang mengikuti tes ini dapat diterima di Universitas/Prodi yang kami inginkan” ucapnya.
Lain halnya dengan Ardhea Sri Cahyani, siswi lulusan Angkatan 2020 MAN 1 Sintang. Pihak sekolahnya gencar memberikan penyuluhan serta memfasilitasi para siswa terkait SBMTN. “Saya tau LTMPT itu dari penyuluhan yang diadakan oleh guru di sekolah. Kita benar-benar dituntun dari awal seperti mengimput data, sampai tahap akhir yaitu bagaimana sistematis cara mendaftarkan akun untuk mengikuti UTBK-nya. Sekolah juga selalu memberikan informasi terupdate dan menyediakan Lab Komputer serta Wi-Fi sekolah untuk mendukung sarana siswa/i MAN 1 Sintang, ” ungkapnya, pada jum’at (22/05).
Penulis: Monica Ediesca
Editor : Sekar A.M.