mimbaruntan.com, Untan — Taman Alun Kapuas tampak senggang. Langit pun tak begitu cerah sore itu. Sisa-sisa hujan masih terlihat di sekitar taman, Senin (9/4/18). Di tepian taman dekat salah satu pedagang yang menggunakan perahu, dua pria sedang duduk bersila sembari menikmati minuman dan beberapa sosis bakar. Mereka adalah Gol A Gong dan Jack Alawi yang akan mengisi diskusi “Literasi Menjaga Sejarah”.
“Satu keistimewaan Pontianak, ada sungainya. Kalau di tempat saya gak ada,” kata Gol A Gong kepada reporter Mimbar Untan sebelum diskusi dimulai. Gol A Gong (54) yang berasal dari Purwakarta Jawa Barat dan memiliki nama asli Heri Hendrayana Harris ini bersama relawan Rumah Dunia Jack Alawi sedang melakukan Tur Gempa Literasi Borneo.
Ahmad Sofian (39) satu diantara penggiat literasi menjelaskan, awalnya Gol A Gong membagikan kiriman tentang gempa literasi, lalu Sofi bersama rekan lainnya berinisiatif mengundang Gol A Gong untuk hadir di Pontianak. Tur Gempa Literasi yang dilakukan Gol A Gong ini pun akan berlangsung selama satu bulan. “Pontianak merupakan kota pertama sebelum bisa ke Kucing,” kata Sofi.
Selama di Pontianak, Gol A Gong akan mengisi dan mengikuti berbagai agenda yang telah disiapkan oleh beberapa pihak, seperti KoperAksara, Forum Indonesia Menulis, Forum Sastra Kalbar, Prodi Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pustaka Rumah Alloy, Komunitas Satu Paragraf, RumAktif Literasi, Bandar Kopi Muzakki, Himbasi, FLP Kalbar, LPM UNTAN, Komunitas Wisata Sejarah (Kuwas), Bujang Kreatif, Enggang Khatulistiwa serta Literer Khatulistiwa.
Menjaga Sejarah dengan Literasi
Pukul 16.34 WIB langit khatulistiwa seolah mengizinkan para penggiat literasi untuk berdiskusi. Beralaskan banner mereka khidmat mendengar paparan dari Gol A Gong dan Jack Alawi. Dalam diskusi ini pun membahas soal pentingnya literasi menjaga sejarah.
Berbicara mengenai sejarah, Gol A Gong mengatakan bahwa Pontianak merupakan kota di Kalimantan yang memiliki wisata sejarah cukup unik. Selain itu, diperkaya dengan potensi alam dan berbagai aksesnya, Menurutnya, sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan sebaik mungkin. Melalui promosi dalam bentuk tulisan, Pontianak justru dapat menjadi kota wisata yang maju.“Saya melihat potensi Pontianak di Kalimantan suatu pulau yang diberkahi, persoalan potensi alam. Kalebihan Kalimantan yang tidak kami miliki adalah sungai,” katanya.
Merawat ingatan dengan membaca lalu menuliskannya merupakan suatu keharusan untuk dilakukan di era saat ini. Gol A Gong menilai bahwa melalui literasi, seseorang dapat memperlakukan sejarah sebagaimana mestinya. Selain itu, melalui literasi pula, sejarah dapat mengahasilkan uang.
Tidak hanya dengan menulis, seiring berjalannya waktu, maka semua itu dapat disesuaikan dengan kemajuan zaman. Ia beranggapan generasi sekarang sering menggunakan blog untuk menulis, baginya selagi itu bisa meningkatkan minat dan semangat berliterasi maka itu dapat dilakukan,
“Saya merasa generasi Z buku sudah tidak populer bagi mereka. Mereka senang menuliskannya di blog. Dan vlog pun solusi yang paling baik bagi generasi sekarang kalau tidak beradaptasi dengan dunia sekarang saya rasa literasi menulis dan membaca ini akan hilang,” katanya.
Selain itu, Gol A Gong mengatakan bahwa pentingnya literasi dalam kehidupan manusia, tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas, dengan literasi juga dapat membuka pikiran dalam menghadapi suatu zaman.“Bahwa literasi itu bagian dari hidup kita, jangan kita tinggalkan dan jangan kita abaikan,” tegasnya.
Sementara, pria yang juga merupakan rekan tur Gol A Gong, Jack Alawi juga mengatakan hal yang sama. Bahwasannya menulis sejarah merupakan suatu kegiatan yang menarik. Menyusuri tempat wisata sejarah lalu menuangkannya dalam sebuah tulisan dapat melatih kreatifitas seseorang. “Menulis sejarah apalagi sejarah wisata itu menarik. Kita jalan-jalan dan menuliskan tentang sejarah wisata itu cukup kreatif,” pungkasnya.
Penulis : Umi Tartilawati
Editor : A.Rahman