mimbaruntan.com,Untan— Masyarakat Kalimantan Barat terdiri atas berbagai suku, agama,dan budaya yang beragam. Keberagaman ini menumbuhkan rasa saling menghormati antara satu dengan lainnya. Salah satu yang dapat terlihat yakni para pemuda memiliki cara sendiri dalam mereflesikan makna keberagaman lewat tradisi melayu yakni Seprahan.
Ratusan pemuda yang berasal dari berbagai daerah berkumpul di Taman Budaya Kalimantan Barat (Kalbar), Sabtu (28/10). Pagi itu, mereka memakai pakaian adat sesuai suku mereka. Motif pakaiannya yang dikenakan tak sama. Perbedaan ini bukanlah masalah. Mereka kompak berada di dalam satu tempat dengan tujuannya sama, yakni mengungkapkan makna keberagaman melalui tradisi tradisional suku melayu yaitu lewat Seprahan.
Dengan perbedaan tersebut mereka saling menghargai satu dengan yang lainnya. Seperti yang diceritakan oleh Ema Rahmaniah Almuthahar. Ia bersama rekan-rekanya menggagas ide ini sebagai wujud kebersamaan dalam keberagaman. Selain menumbuhkan rasa empati dan cinta kasih sayang juga dapat mempersatukan kita semua dalam keberagaman. “Kita ingin meretalisasi menghidupkan kembali bahwa tradisi Seprahan ini adalah tradisi yang baik untuk upaya merawat kebersamaan, mengajarkan, mentransformasikan nilai cinta kasih,”terangnya.
Di sisi lain, Syarif Machmud Alkadrie, Sultan Pontianak IX mendukung penuh kegiatan ini untuk kedepanya. Pemuda harus lebih memahami keberagaman untuk mencipatakan suasana yang harmonis antar sesama. Sultan mengajak pemuda untuk menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai sesama. “Pada hari ini awal dimulai Seprahan Nusantara ini supaya keberagaman dari pada agama bisa bersatu dan tidak membedakan antara suku dan agama”, pungkasnya.Dalam perkembangan zaman dewasa ini banyak terjadi kesalahan penyebutan kata tradisi tradisional. Sehingga perlu diluruskan kembali bahwa penyebutan Seprahan dengan Saprahan itu berbeda.
“Mengenai dialog tadi, itu harus kita pertegas mengenai ucapan pada Seprahan dengan Saprahan itu kita bedakan, kalo di Kota Pontianak ini Seprahan bukan Saprahan”, tambahnya.
Penulis : Suryansyah
Editor : Sekar A.M.