Berdiri di tengah hembusan angin.
Seakan meminta untuk dibawa pergi jauh bersama hembusannya.
Hati terus berkata memiliki maksud menguatkan.
Apalah daya, akar nan gontai mulai menggugurkan rantingnya.
Kini badai menyertai.
Tinggalah harap yang entah terwujud ataukah tenggelam.
Di kala ragu menderu kalbu, sang bunga menitikan tangisnya.
Perih, sungguh terasa ketidakmampuan terhadap badai yang datang kian silih berganti.
Hari berganti hari, namun badai tiada henti.
Oh Tuhan….
Kasihan duhai kasihan bunga nan malang.
Tiada siapa yang mau mendengar tangis deruan kalbunya.
Bunga hanyalah mendamba pelukan nan tulus dari sesiapa yang benar mencintanya.
Penulis : Lina Ranti