mimbaruntan.com, Untan – Terhitung dari hari Senin lalu, hingga empat hari ini perkuliahan di Fakultas Teknik (FT) Untan belum dapat berjalan dengan lancar. Hal tersebut dikarenakan pemblokiran ruang perkuliahan (kelas) oleh mahasiswa FT yang melakukan aksi menolak keputusan Dekan FT dan menginginkan dekan turun dari jabatannya.
Menanggapi hal tersebut, Rustamadji Dekan FT Untan mengadakan dialog dan bekerja sama dengan Kapolresta Pontianak untuk membuka plang yang terpasang di ruang kelas dan menindaklanjuti aksi yang dilakukan ratusan mahasiswa FT Untan. “Pihak fakultas serta pihak universitas telah bekerjasama dengan aparat keamanan yakni kepolisian,” katanya, Kamis (29/9).
Kapolresta Pontianak Iwan Imam mengatakan bahwa orang tua mahasiswa, Dekan FT Untan beserta jajarannya datang menemui pihaknya untuk bekerja sama terkait pemblokiran kelas dan pembubaran massa. Hal tersebut dikarenakan karena mereka merasa terganggu dengan aksi dan pemblokiran kelas yang dilakukan oleh mahasiswa FT Untan selama empat hari. “Mereka menginginkan kegiatan aktivitas kampus harus segera dimulai,” kata Iwan.
Menurut Iwan, pihaknya sedang melakukan upaya untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa yang melakukan aksi. “Sistem sudah berubah, kegiatan yang dilakukan harus lebih baik lagi,” ujarnya.
Iwan menjelaskan, sampai saat ini belum ada laporan kepada pihaknya terkait kasus kekerasan namun tidak menutup kemungkinan akan ada laporan tersebut. “Nampaknya orang tua mahasiswa baru akan banyak laporan kalau mereka (mahasiswa senior-red) terus-terusan seperti itu,” jelasnya.
Iwan menambahkan, untuk massa yang masih menduduki Rektorat Untan akan dilakukan langkah persuasif agar bisa memahami keadaan. “Kita akan selesaikan dengan cara-cara soft dan semua pihak harus bekerja sama baik dekan, mahasiswa atau orang tua agar menghasilkan anak didik yang baik,” tuturnya.
Penulis : Isa Oktaviani
Editor : A.Rahman