mimbaruntan.com, Untan– Hadirnya Posyandu Remaja (Posmaja) Padma Gayatri Kelurahan Saigon merupakan gagasan yang berangkat dari maraknya fenomena permasalahan remaja. Di tengah kerentanan remaja dalam isu kesehatan, hal ini tidak berbanding lurus dengan minat remaja untuk datang ke Puskesmas.
“Anak remaja jarang mau ke Puskesmas. Sebelumnye yang kite tau itu kan umumnya Posyandu hanya ada untuk ibu dan balita, serta lansia. Lalu untuk anak remaja yang sedang dalam masa-masa menuju dewasa kemana?,” ujar Ade Yuniar Pratiwi sebagai Ketua Remaja Posmaja Padma Gayatri.
Ia menilai bahwa masa remaja adalah masa dimana berbagai tantangan menghampiri baik dari dalam diri maupun lingkungannya sehingga apabila remaja tidak bisa menghadapi tantangan tersebut akan berpengaruh terhadap kesehatannya.
“Anak remaja itu agak ndak nerima saran dari orang tuanya karne dianggap sok tau, lebih mendengarkan kawan sebayanye. Remaja tu udah pandai merokok, nyabu, ngelem, bahkan yang have sex pun udah banyak. Kami ndak hanya konsen ke itu jak tapi kayak masalah gizi terus perilaku remaja dalam bawa kendaraan juga jadi konsen kami,” jelasnya.
Posmaja Padma Gayatri menyediakan materi seputar sosialisasi dan penanaman sepuluh kompetensi dari Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) diantaranya kesadaran diri, empati, pengambilan keputusan, berpikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi efektif, hubungan interpersonal, pengendalian emosi, dan mengatasi stres. Selain itu juga terkait kesehatan reproduksi remaja yakni konseling organ reproduksi, menstruasi, PMS, IMS, KB, dan pendewasaan usia menikah. Masalah kesehatan mental, bahaya narkoba, serta gizi juga menjadi fokus bimbingan.
“Kegiatan tambahannya itu seperti kegiatan pengembangan kayak pemilihan duta kesehatan remaja, kampanye kesehatan di luar kegiatan rutin Posmaja, pelatihan kewirausahaan remaja dengan didampingi petugas Puskesmas,” tambahnya.
Chilcia Marety De Jesus Lai sebagai mahasiswa kebidanan Akademi Kebidanan Panca Bhakti sangat mendukung keberadaan Posyandu Padma Gayatri. Ia berpendapat bahwa memberdayakan remaja untuk terjun langsung mengelolanya adalah keputusan yang tepat.
“Di Puskesmas memang ada ruang khusus untuk remaja, tapi jarang remaja yang konsul. Padahal masa remaja itu masa emas, segala kesehatan remaja masih sangat perlu dipantau. Jadi bagus kalau ada Posmaja sehingga bisa dikontrol kesehatan remajanya , terkhusus kesehatan reproduksi yang biasanya dianggap sepele,” tutupnya.
Penulis: Sekar A.M.
Editor: Nurul R.