Adanya genangan air dijalan raya setelah turunnya hujan dikarenakan sistem drainase air yang kurang baik dari pemerintah kota pontianak,(27/05).
mimbaruntan.com—Pontianak, dikenal dengan nama kota seribu sungai sudah memiliki daya tarik tersendiri. Namun, yang menjadi permasalahan adalah pemerintah tidak bisa mengatasi masalah banjir yang melanda kota ini pada saat musim hujan tiba. Bagaimana peran pemerintah selama ini dalam mengatasi permasalahan banjir ini? Apakah sudah ada solusi yang tepat agar saat musim hujan kota pontianak tidak terkena banjir lagi?
Kenapa banjir ini bisa terjadi?
Seperti yang dikatakan oleh mantan ketua umum Gerakan Mahasiswa Pencinta Alam (GEMPA) FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Universitas Tanjungpura (Untan) Dede, “terjadinya banjir dikarenakan pelebaran jalan yang mengakibatkan parit menjadi sempit, banyak masyarakat yang masih membuang sampah keparit-parit sehingga saluran air tersumbat, banyaknya pembalakan liar dan perubahan fungsi hutan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.”
“Penyebab-penyebab diatas memang masalah yang susah diatasi oleh pemerintah kota pontianak saat ini, walaupun sudah ada upaya untuk mengatasinya namun tetap saja masih sering terjadi banjir” ungkap Dede menegaskan.
Salah satu warga sepakat 1, Andi juga mengatakan “penyebab terjadinya banjir yaitu karena irigasi air dan daerah searapan air kota pontianak yang berada di jalan Budi Karya berubah menjadi tempat pembangunan perumahan dan ruko-ruko.” Salah satu upaya pemerintah kota pontianak yang saat ini sudah dilaksanakan yaitu dengan peninggian jalan-jalan yang sering tergenang air seperti Jl. A. Yani, Jl. Veteran, dan Jl. Imam Bonjol.
Pemerintah juga sudah melakukan pengawasan terhadap masyarakat yang membuang sampah bukan pada waktu pembuangan sampah yang tertulis dalam Peraturan Pemerintah Kota Pontianak bahwa pembuangan sampah dimulai jam 18:00 sampai dengan 06:00, selain dari waktu itu akan dikenakan sanksi yang tegas.
Gerakan mahasiswa peduli lingkungan juga sudah pernah mencoba mengatasi banjir ini dengan cara pengerokan sampah-sampah yang ada di parit sepanjang jalan A.Yani yaitu dari depan bundaran Digulist UNTAN sampai kantor Polisi Daerah Kalimantan Barat (Kalbar). Tetapi hal-hal diatas tidaklah cukup untuk membuat kota pontianak terhindar dari bencana banjir.
Saran dari Andi sebagai warga sepakat 1 yang masih berada dalam kawasan kota pontianak mengatakan “Pemerintah seharusnya optimal dalam mengatasi permasalahan banjir ini karena menyangkut kondisi lingkungan masyarakat yang selayaknya sehat dan bersih dari sampah sehingga terhindar dari banjir.”(A.R, 27/05)