mimbaruntan.com, Untan—Sekujur tubuh Andi melepuh, kulit-kulitnya mengelupas serta timbul nanah. Bocah yang baru berumur 5 bulan ini harus rela menderita penyakit ganas dan akhirnnya meninggal dunia. Cerita tragis tersebut diperlihatkan Dede Purwansyah, Aktivis Sahabat Masyarakat Pantai (Sampan), saat memutarkan film dokumenter Tragedi Buyat sebelum memulai acara Sarasehan yang diadakan di Kafe Coffecino Jum’at (4/12).
Dalam film tragedi Buyat menceritakan tentang korban dari perusaahaann tambang PT. Newmont Minahasa Raya, yang terjadi pada tahun 90-an. Disebutkan, 80% warga Buyat menderita berbagai macam penyakit akibat limbah perusahaan tambang tersebut.
Tragedi Buyat bisa saja terulang kembali apabila sektor pertambangan tidak dapat dikelola dengan baik oleh Pemerintah. Dalam acara Sarasehan yang diadakan oleh Front Mahasiswa Nasional tersebut Dede mengatakan bahwa, ada 5 Prinsip yang harus dibangun dalam upaya perbaikan tambang di Kalbar; yaitu transparansi, akuntabilitasi, koordinasi, partisipasi dan penegakan hukum.
“Lima poin tadi harus dilakukan oleh pemerintah dalam upaya perbaikan, sehingga jelas semua terbuka, kalau sudah terbuka siapa yang mau bermain dibelakang,” katanya usai memberikan materi.
Ia menambahkan bahwa Pemuda mestinya turut ikut berpartisipasi dalam upaya memantau dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya lingkungan.” Upaya yang kita lakukan melihat bagaimana kelengkapan, kemudian dari segi lapangan mereka menjalankan sesuai dengan aturan, prosedur dan tidak semena – mena,” katanya.
Acara tersebut dihadiri oleh pemuda dan mahasiswa dari berbagai organisasi di Kalbar. Dipenghujung acara para peserta sarasehan diperkenankan unjuk diri untuk membacakan puisi dan menyanyikan lagu.
Penulis: Irvan
Editor: Riko. S