mimbaruntan.com,Untan—Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tanjungpura (Untan) melayangkan surat permohonan pembubaran Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) kepada Rektor Untan. Hal tersebut dilakukan karena BEM Untan menilai kinerja DPM sangat buruk.
Menurut Prima Yuliantoro selaku Presiden Mahasiswa Untan menjelaskan, hasil musyawarah BEM Untan telah mengeluarkan surat permohonan pembubaran DPM kepada Rektor Untan. “Jadi surat itu kita layangkan hasil dari musyawarah rapat BEM Untan dan hasil musyawarahnya kita layangkan surat sebagai surat peringatan, maka dari itu kita minta kepada Birokrat Untan segera menindak lanjuti mengenai kinerja DPM,” jelasnya Jum’at (10/6).
Prima berdalih bahwa kasus yang dipermasalahkan itu lebih menekankan kepada Pemilihan raya mahasiswa (Pemirama) yang hingga kini belum juga terlaksana. “Uang udah dikasi, waktu juga udah cukup panjang satu tahun itu tapi ternyata masih mundur juga Pemirama, ini membuktikan bahwa kinerja DPM sangat buruk sekali. Untuk masalah yang lain kami masih bisa mentolerir tapi masalah Pemirama kami tidak mentolerir,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa Pemirama Untan ini seharusnya diselenggarakan pada bulan Maret akan tetapi sudah bulan Juni Pemirama belum juga ada kabarnya. “Nah ini membuat kami gerah, sebenarnya masalah apa yang terjadi di tubuh DPM itu sendiri, karena selama satu tahun ini kita selalu mentolerir kinerja DPM Untan agar ke depan bisa lebih baik lagi. Tetapi sampai diakhir kepengurusanpun, DPM Untan itu kami anggap mati, kami anggap DPM ini kinerjanya sangat buruk untuk tahun ini,” ujarnya.
Prima juga menambahkan bahwa ia mecoba menelisik dari awal pelantikan DPM hingga bulan Juni ini program kerja apa yang sudah mereka lakukan, kerja apa yang telah diperbuatnya. “Sebenarnya kami layangkan surat ini karena bentuk peringatan kami kepada DPM Untan untuk tidak bermain-main mengenai tugas dan tanggung jawab DPM Untan itu sendiri. Kami serius untuk melayangkan surat permohonan pembubaran karena jika dilanjutkanpun dengan kondisi DPM Untan yang seperti ini, ini akan menambah beban, menambah masalah saja di tubuh Pemilihan raya mahsiswa nanti, ditubuh birokrasi mahasiswa di Untan, makanya kami pikir ini tidak bisa di tolerir lagi,” tambahnya.
Prima menambahkan lagi bahwa sebenarnya BEM meminta kepada DPM Untan untuk meminta maaf kepada seluruh mahasiswa Untan karena menurut BEM itu sendiri satu tahun ini DPM Untan tidak berjalan sama sekali. “Kami tunggu permohonan maaf itu karena satu tahun ini jujur saja kita udah mati matian BEM ini ngerjakan program kerja setiap pekan, setiap bulan itu banyak sekali kegiatan. Tapi apa nyatanya kinerja mereka, sosialisasi UU juga nggak ada, revisi UU juga nggak ada, terus permasalahan di DPM Fakultas juga mereka nggak ada turun tangan BEM lagi yang turun tangan. Ini adalah ironi yang cukup memprihatinkan. Maka dari itu BEM Untan sebagai penyelaras, penyelenggara organisasi mahasiswa di Untan kami harus bertindak tegas DPM harus dibubarkan,” tambahnya lagi.
Sementara itu menurut Luther, selaku Ketua DPM Untan mengungkapkan, bahwa tindakan BEM Untan yang mengirimkan surat pembubaran ke Rektor dinilai sangat memalukan, karena jarak sekretariat antara BEM dan DPM sangat dekat sehingga segala permasalahan seharusnya dapat dikomunikasikan terlebih dahulu sebelum bertindak. “Isi surat Prima itu bisa dikatakan cacat dan tidak jelas yang dituntut itu apa, landasan untuk membubarkan DPM itu apa. Sementara adanya dia itu adalah perjuangan dari DPM itu sendiri, DPM membentuk KPRM dan Panwasram untuk mengadakan pemilihan BEM,” tegasnya Kamis, (9/6).
Ia menambahkan bahwa pada bulan Maret 2016 DPM melakukan perancangan perundang-undangan dan menurut Luther sebenarnya sangat singkat untuk membahas undang-undang dalam waktu satu bulan. “Ketika pembahasan Prima pergi ke Ketapang katanya ada urusan keluarga, ya saya selaku Ketua DPM juga memaklumi dan saya bersama teman-teman DPM mendatangi sekretariat BEM dan kita membawa mereka ke DPM untuk membahas sama-sama Perancangan undang-undang, walaupun Presma tidak ada dan waktu itu ada wakilnya yaitu bang Nirco serta beberapa pengurus BEM kita bahas disitu,” katanya.
Luther juga menambahkan bahwa ada beberapa oknum BEM yang tidak tahu mengenai surat yang dikirim Prima ke Rektor Untan. “Bisa dinyatakan surat itu sepihak dan memang kita lihat secara formal maupun materialnyapun ndak lengkap dan datanya itu tidak ada kejelasan apa yang di tuntut,” tambahnya.
Penulis : Dadang
Editor : Irvan