Sejak munculnya pandemi Covid-19 awal bulan Maret lalu, sontak membuat rakyat Indonesia syok terutama di bidang pendidikan yang saat di ubah menjadi Sistem Pembelajaran Daring (SPADA). Kebijakan ini bertujuan menghindarkan penyebaran semakin luas. Namun hingga saat ini pemerintah kabupaten Bengkayang belum mengambil keputusan terkait nasib ratusan mahasiswa yang berada di Pontianak.
Pemerintah kabupaten Bengkayang dianggap seolah-olah mengabaikan nasib mahasiswa yang terdampak pandemi Covid-19. Bukan tanpa alasan mahasiswa yang saat ini lebih memilih untuk bertahan di Pontianak, karena di beberapa daerah di kabupaten Bengkayang belum di jangkau oleh jaringan internet, sehingga menjadi pertimbangan bagi mahasiswa untuk pulang ke daerahnya masing-masing. Adi Putra selaku ketua IMKB (Ikatan Mahasiswa Bengkayang) mengungkapkan kurang lebih ada 109 Mahasiswa yang terdata di Pontianak saat ini. Dan mereka sudah berupaya menghubungi pihak Pemda terkait namun tidak direspon baik.
Padahal Pemda Bengkayang sudah mengalokasikan dana sebesar 17.3 miliar untuk penanganan dampak Covid-19. Tentu dengan anggaran yang cukup besar tersebut diharapkan dapat membantu nasib Mahasiswa yang jumlahnya kurang lebih 109 tersebut. Kami menyayangkan sikap Pemda yang tidak memperhatikan masyarakat khususnya mahasiswa yang masih berada di Pontianak. Karena banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk kebutuhan sehari-hari.
Sejatinya Pemda memiliki tugas juga dalam hal peningkatan SDM nya, dengan cara memperhatikan penuh kondisi yang di alami rekan-rekan mahasiswa saat ini, yang mungkin tidak bisa memenuhi kebutuhannya selama masa pandemi sekarang di kota, karena hanya bergantung kiriman dari kampung itu pun kalau mencukupi. Belum lagi personal data internet yang harus di penuhi guna mendukung kuliah online.
Sangat di sayangkan bila Pemda Bengkayang tidak memperhatikan nasib mahasiswa yang saat ini memerlukan bantuan. Kami berharap pemerintah Bengkayang segera mengambil keputusan baik terkait nasib ratusan mahasiswa yang terjebak pandemi Covid-19 di Pontianak saat ini.
Penulis : Werudy A.S (Mahasiswa Asal Bengkayang)