mimbaruntan.com, Untan — Sejak skandal Panama Papers ditayangkan serentak pada 4 April 2016 lalu, dunia seperti baru saja dihujani bom. Kerja keras 370 jurnalis dari 76 negara ini akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa. Tempo menjadi satu-satunya media dari Indonesia yang ikut dalam proyek tersebut.
Adalah International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) yang berperan paling besar membentuk jejaring wartawan lintas negara ini. Seperti yang dilansir Tempo.co, Tempo diminta bergabung sejak pertengahan 2015 melalui surat elektronik dari Deputi Direktur ICIJ Marina Walker Guevara. Selama berbulan-bulan wartawan dari berbagai negara tersebut berkomunikasi lewat saluran yang dienkripsi secara berlapis. Dokumen yang bocor tersebut pertama kali didapat oleh sebuah koran dari Jerman, SüddeutscheZeitung yang kemudian diorganisir oleh ICIJ.
Wartawan Tempo yang terlibat dalam proyek tersebut adalah Wahyu Dhyatmika, Philipus Parera, Agoeng Widjaya dan Mustafa Silalahi. Selama proses investigasi Wahyu Dhyatmika menceritakan bahwa bekerja sama dengan wartawan Investigasi terbaik diseluruh dunia merupakan pengalaman yang tidak bisa ia lupakan. “Semua temuan kami bagi bersama, tak ada yang disembunyikan,” tulisnya saat Reporter hubungi melalui pesan elektronik.
Ia tidak menampik bahwa banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama proses peliputan. “Menelisik ribuan bahkan jutaan data itu perlu waktu dan ketekunan. Sering kami dilanda kebosanan,” tambahnya.
Dokumen yang diberi nama The Panama Papers merupakan dokumen rahasia yang memuat daftar klien kelas kakap yang menginginkan uang mereka tersembunyi dari endusan pajak di negaranya. Di dalam 11,5 juta data dokumen tersebut, terdapat nama-nama politisi, bintang olahraga, dan selebriti yang menyimpan uang mereka di berbagai perusahaan “cangkang” di luar negeri demi menghindari pajak.
Seperti yang dilansir Tempo.co, di Indonesia, nama-nama para miliarder ternama yang setiap tahun langganan masuk daftar orang terkaya versi Forbes Indonesia bertebaran dalam dokumen Mossack. Pemilik grup Lippo, James Riady, Franciscus Welirang, Direktur PT Indofood Sukses Makmur, Sandiaga Uno, pebisnis terkemuka yang kini tengah mencalonkan diri menjadi calon Gubernur DKI Jakarta, Muhammad Riza Chalid dan pengusaha properti Djoko Soegiarto Tjandra, juga tercantum dalam dokumen Mossack.
Wahyu yang biasa disapa bang Komang ini berharap sistem finansial dunia semakin terbuka dan dapat diakses dengan mudah. “Tak ada lagi upaya menyembunyikan kekayaan dari otoritas pajak dan publik bisa akses data terbuka soal perusahaan dan transaksi bisnis dengan mudah,” pungkasnya.
Penulis : Irvan
Editor : Isa Oktaviani