“Jangan sampai ada adik- adik kita yang miskin mengemis- ngemis untuk masuk ke kampus kita, bila perlu kita jemput secar khusus”, Frof. Dr. Ir. M. Nuh, DEA. Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Oleh: Samaan
M. Nuh saat memberikan kuliah umum di Universitas Tanjungpura (10/3) mengatakan, untuk memajukan pendidikan di Kalimantan Barat, Untan sebagai salah satu perguruan tinggi di Kalimantan Barat harus mengutamakan prinsip kesamaan hak, baik yang kaya maupun yang miskin, bahkan jangan sampai anak miskin yang mengemis- ngemis untuk masuk ke kampus kita, bila perlu kita jemput secara khusus. Karena hanya dengan pendidikanlah rantai kemiskinan dapat diputusksn dari belunggu rakyat Indonesia. Bahkan beliau juga menambahkan bahwa Negara dikatakan maju apabila semua komponen masyarakatnya mempunyai akses yang sama (baik kaya maupun miskin ) untuk mengenyam pendidikan. “ Banyak orang-orang besar yang berasal dari keluarga yang miskin, maka teruslah berkarya dan ukir prestasi”, ujar M. Nuh.
“ Ada tiga pesan saya untuk pihak Untan, pertama terus proaktif menjaring populasi yang berasal dari keluarga miskin, kedua terus berikan pendampingan dan keterampilan, serta ketiga terua ajak dan mobilisasi populasi Untan untuk mengembangkan tekhnologi”, begitu ungkap M. Nuh saat menutup kuliahnya. Harapannya adalah semua Mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin dapat terjaring, dapat bersaing dengan mahasiswa dari negara lain, mengembangkan tekhnologi dan ilmu pengetahuan untuk mengentaskan kemiskinan serta memajukan daerah dan negara.
Masih Banyak Orang Miskin di Kalbar
Sebagai usaha agar anak dari keluarga tidak mampu di Kalbar dapat mengenyam pendidikan tinggi yaitu melalui Program Bidik Misi di Untan dimulai dari tahun 2010 sampai sekarang. Namun, sebelum adanya program beasiswa Bidik Misi, Untan sendiri sudah memberikan beasiswa pada mahasiswa yang berprestasi dan kurang mampu secara material melalui program CSR yang dikelola oleh Comdev Outreaching Untan . “ Kita telah memberikan beasiswa sejak tahun 2009 melalui program CSR yang dikelola Comdev Outreaching, dan sekarang ditambah dengan Program Bidik Misi dari Dikti yang dimulai dari tahun 2010 ”, ungkap Thamrin Usman, Rektor Untan dalam kata sambutannya.
Di sela-sela kuliah umum Mendikbud RI mengatakan bahwa jumlah penerima beasiswa bidik misi di Indonesia hampir 92.000 orang. Bahkan jumlah ini bertambah dari tahun ke tahun, hal ini menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa miskin cenderung meningkat.
Penerima Program Bidik Misi di Untan meningkat drastis, dimana pada tahun 2010 sebanyak 320 orang hingga sekarang berjumlah 2.170 orang. ” Penerima beasiswa penuh Bidik Misi di Untan dari tahun 2010 sampai sekarang jumlahnya 2170 orang”, tambah Thamrin Usman. Jumlah tersebut cukup untuk menggambarkan betapa kemiskinan di Kalbar masih besar. Angka di atas hanyalah gambaran kecil dari kemiskinan didaerah kita, buktinya masih banyak pelajar tamatan SMA di luar sana yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, alasan yang paling umum kita dengar adalah tidak punya biaya.
“Biarlah kita tampung dulu mahasiswa ini sebanyak- banyaknya, biarkan mereka mengukir prestasi, dan semoga dalam waktu 2 tahun kedepan kita sudah bisa melihat karya mereka untuk mengentaskan kemiskinan dan memajukan daerahnya”, ungkap M.Nuh. Menurutnya, jumlah mereka sekarang bukanlah suatu masalah, namun potensi untuk membangun Negara ini di kemudian hari dan semua itu harus diiringi dengan prestasi dan keterampilan.
Perlu Solusi Khusus
Pengentasan kemiskinan di Indonesia umumnya dan khususnya Kalbar, perlu ditangani secara serius, karena selain jumlahnya yang banyak banyaknya pulau/ daerah menyebabkan perbedaan cara/ solusi untuk menanganinya. Menurut M. Nuh, solusi utama pengentasan kemiskinan di Indonesia adalah melalui pendidikan. Dengan harapan Anak-anak penerima beasiswa Bidik Misi ini bisa menciptakan lapangan kerja serta mengabdi untuk daerahnya dan mampu menemukan suatu solusi yang sesuai dengan karakter daerahnya. [Editor: Ikur]