mimbaruntan.com,untan – Aliansi Pemuda Mahasiswa Kalimantan Barat (APMKB), mengadakan aksi solidaritas di Bundaran Tugu Digulist untuk menuntut pengusutan secara tuntas kasus pembunuhan Salim Kancil. “Kami menuntut dilaksanakannya reforma agrarian reformasi, usut tuntas pembunuhan Salim Kancil” ujar Adi Afrianto, selaku Koordinator aksi, Sabtu (3/20).
Sosok Salim Kancil dan kaum tani lainnya yang sering melakukan aksi-aksi penolakan pertambangan secara masif di Desa Selok Awar Awar, menjadi ancaman bagi perusahaan pertambangan di daerah tersebut. ”Perusahaan merasa terancam dengan aksi-aksi masif Salim Kancil tersebut,” tambahnya.
Selain itu, seperti yang dilansir harian Tempo (3/10). Pada 11 September para aktivis yang dipimpin Tosan dan Salim melaporkan ancaman pembunuhan dan meminta perlindungan ke Polres Lumajang. Namun pada 26 September , 30-an orang menganiaya Tosan dan salim. Salim ditemukan tewas, Tosan luka berat. Kepala Satuan Reserse Krimanal Polres Lumajang , Ajun Komisaris Heri, membantah jika pihak kepolisian mendiamkan laporan tersebut. “Kami sudah memeriksa Tosan setelah menerima ancaman dari Kelompok kepala desa, Hariyono,” kata Heri pada Tempo.
APMKB dengan tegas menuntut, tangkap, adili dan usut tuntas penganiayaan dan pembunuhan Tosan dan Salim Kancil, hentikan tindakan kriminalitasi yang menggunakan alat Negara (TNI, Polri, dll) terhadap petani, hentikan perampasan tanah dan laksanakan reforma agrarian sejati, cabut izin perusahaan (perkebunan, pertambangan, HPH, HTI, dll) pelanggar HAM, Jokowi – JK harus bertanggungjawab atas pembunuhan Salim Kancil dan penganiayaan Tosan.
Menurut Adi, mereka berharap hal-hal seperti ini tidak terulang kembali dan jangan merampas tanah kaum tani. “Jangan merampas tanah kaum tani, karena jika itu dirampas di mana mereka akan hidup,” tutupnya.
Reporter : Isa Oktaviani
Editor: Irvan