mimbaruntan.com, Untan – Pemirama sudah berlalu, pasangan Yandi-Hugo hadir sebagai pemenang dengan total peraihan 5.472 suara dari 7.717 total suara sah. Keterwakilan mahasiswa secara inklusif pada pergerakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tanjungpura (Untan) menjadi fokus utama yang mereka bawa.
BEM Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Untan Inklusif dan Inovatif menjadi visi yang digaungkan oleh pasangan terpilih, Yandi-Hugo. Presma terpilih, Yandi Apriadi memaparkan bahwa BEM Untan seharusnya tidak terkotak-kotakkan. Sedikitnya jumlah mahasiswa non-Islam yang ambil bagian pada kepengurusan BEM Untan periode sebelumnya, mengakibatkan banyak sekali kegiatan yang tidak terakomodir.
“Di periode sebelumnya, keterwakilan kawan-kawan non-Islam sangat sedikit, padahal BEM Untan tidak hanya menjadi keterwakilan mahasiswa Islam saja. Itu kenapa kita merangkul semua kelompok baik dari agama, suku dan golongan apapun,” ujar Yandi saat diwawancarai melalui ruang virtual pada Selasa, (21/12).
Baca juga: Ketidakmerataan Sosialisasi, Pemirama Sepi Reaksi
Berbicara mengenai misi yang dijanjikan, Yandi mengungkapkan bahwa BEM Untan kedepannya akan berperan sebagai inisiator dan fasilitator bagi seluruh KBM Untan. Ia merasa bahwa BEM Untan seharusnya dapat menjadi sarana dalam mengakomodir aspirasi mahasiswa tanpa terkecuali.
“Kami akan mengawal Sidang Umum (SU) KBM dan menerjemahkan visi misi dalam penyusunan kebijakan,” papar Yandi ketika ditanya mengenai bagaimana implementasi kebijakan-kebijakan yang akan dilakukannya.
Saat ditanya mengenai dukungan terhadap kebijakan Permendikbud 30, Yandi mengaku bahwa hal tersebut memang dijadikannya sebagai salah satu strategi politik. Namun, ia akan tetap melanjutkan pengawalan penerapan Permendikbud 30 di lingkungan Universitas Tanjungpura.
“Implementasi Permendikbud 30 ini membutuhkan langkah yang panjang. Banyak suara dan persepsi yang perlu disatukan dalam pelaksanaannya. Maka, sosialisasi secara digital maupun secara langsung akan menjadi langkah pertama demi mendukung kebijakan ini,” tambahnya.
Baca juga: KPRM Ajak Mahasiswa Untuk Tidak Apatis pada Pemirama
Arrum Aura Islami, mahasiswa Prodi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untan mengatakan bahwa meskipun jumlah partisipasi mahasiswa pada pemirama tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya, suara mahasiswa lebih didominasi oleh golongan putih (golput). Menurutnya, golput yang terjadi tidak bisa sepenuhnya diartikan sebagai bentuk keapatisan mahasiswa, melainkan bisa saja karena skeptis.
Arrum berharap kepemimpinan BEM Untan kali ini akan membawa ‘angin segar’ yang memberikan dampak cukup berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
“Semoga di ‘Era Baru’ sekarang, gerakan mahasiswa tidak lagi hanya berkutat pada sebatas pro dan kontra kebijakan saja. Namun, juga diharapkan menjadi fasilitator ruang aspirasi dan perlindungan bagi mahasiswa Untan. Saya akan selalu pantau,” pungkasnya.
Penulis: Dedek
Editor: Monica