Kala aku masih kecil, masih menghisap ibu jari
masih berjari mungil, masih bertangis sendiri
Kala wajah ayunya menghadang sinar sang mentari
menopang seonggok tubuh polos dalam pelukannya
mengalirkan air kehidupan dalam tubuhnya
dalam setiap jengkal nadi di dirinya
Aku menangis, sendiri, tiap-tiap malam
mengingat, dan memutar dalam kelam
seutas memori tentangnya yang telah kusam
Setetes dari Ibu
yang menghidupkan detak di sudut jantungku
menghembuskan napas yang menceritakan rindu
mengguratkan untaian nada yang menghisap kalbu
Setetes dari Ibu
yang kuingat sampai aku tumbuh
kubawa setiap kisahnya di dalam tubuh
untuk kuceritakan pada hati tempatku berlabuh
Penulis : Yuda Kurniawan, Mahasiswa Fakultas Teknik Untan