Oleh Riko Saputra
mimbaruntan.com, Pontianak—Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Pengemban Amanat Rakyat ( Solmadapar ) mengadakan pertemuan dengan Polresta Pontianak di Aula Mapolresta, Sabtu (3/5/). Pertemuan kedua belah pihak dilakukan untuk menjalin komunikasi dan mencari titik temu pasca pemukulan oleh anggota polisi terhadap beberapa aktivis mahasiswa ketika memeringati Hari Pendidikan Nasioanal (Hardiknas) Jumat lalu.
Kapolresta Pontianak, Kombespol Hariyanta menuturkan pertemuan yang digelar merupakan momentum dan semoga menjadi awal yang baik antara polresta dan mahasiswa serta supaya dikemudian hari tidak ada lagi miss komunikasi antara Polresta dengan mahasiswa. Dalam pertemuan tersebut bertujuan untuk berdiskusi dan mencari titik temu. Lantaran menurutnya ricuh yang terjadi sebelumnya akibat miss komunikas “Ini diduga terjadi akibat adanya miss komunikasi,“ ungkapnya
Sementara dalam pertemuan tersebut beberapa dari mahasiswa menyampaikan kekecewaan atas tindak kekerasan yang dilakukan oleh polisi terhadap beberapa mahasiswa. Mereka menganggap bahwa kejadian kemarin adanya unsur kesengajaan bukan untuk pengamanan, berdasarkan berbagai dokumentasi, adanya tindak kekerasan karena dalam berbagai media pentungan yang seharusnya digunakan dengan benar namun kenyataannya digunakan dengan keadaan terbalik, ini menunjukan berarti tampak jelas adanya unsur kesengajaan. “Bukan untuk melumpuhkan malah untuk menyakiti korban apalagi jumlah massa yang lebih sedikit dibandingkan pengamanan yang ada,” ungkap Muhammad Mursalin, Sekjen solmadapar yang ke 11.
Hal senada juga diungkapkan oleh Azman dan Rian, anggota Solmadapar. Menurut mereka bagaimana penerapan Undang-undang Dalmas dalam pengendalian massa, ketika mahasiswa selesai berdemo dan sudah berada di lokasi parkiran motor, tanpa ada penyebab langsung diserbu dan dipukuli oleh anggota polisi.