mimbaruntan.com, Untan – Berbatas jarak sejauh 11.027 km, ruang temu virtual Swiss-Pontianak menjadi saksi kisah inspiratif pemuda tampan nan gagah asal Pontianak raih medali emas di kancah Internasional. Tampak di layar laptop seorang pemuda berkumis tipis bersama baju kaos berlambang bendera merah putih di dada kanannya tersenyum hangat menyapa reporter Mimbar Untan malam itu.
Menurut Yenny Wahid selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI), bagaikan obat bagi bangsa kita yang sedang dilanda pandemi, Veddriq Leonardo, atlet panjat tebing asal Pontianak ini sukses pecahkan rekor dunia dan bawa pulang medali emas di ajang internasional.
Awal Mula Karir Panjat Tebing Veddriq Leonardo
Bermula dari organisasi pecinta alam di Sekolah Menengah Atas (SMA), pria kelahiran Pontianak, 11 Maret 1997 ini memulai kisahnya mengenal olahraga panjat tebing yang asing di kalangan remaja seusianya kala itu. Layaknya remaja yang tengah mencari jati diri, Veddriq menghabiskan waktunya selama berbulan-bulan untuk berlatih dan mengambil keputusan untuk karir panjat tebingnya. Akhir 2014 menjadi titik Veddriq menguatkan tekad dan memutuskan fokus menggeluti olahraga ini dengan bergabung di Tim Kejuaraan Daerah, baginya olahraga panjat tebing merupakan olahraga yang menantang dan baik untuk kesehatan remaja seusianya.
Selama menggeluti olahraga ini, Veddriq menyampaikan fisik yang kuat terutama kekuatan tangan dan kaki merupakan kunci utama kepiawaiannya sebagai atlet panjang tebing. Demi mengasah kemampuannya, ia bercerita tidak jarang jari-jari tangannya terkelupas dan mengalami kuku patah saat latihan. Kendati begitu, pria itu secara pribadi mengaku tidak punya persiapan khusus dalam latihannya. “Kalau saya ga ada persiapan khusus sih, jadi hanya persiapan fisik. Dalam satu minggu lima kali latihan rutin dengan 2 hari libur,” jelasnya, Selasa (16/7).
Baca juga: Sang Penyeduh Kopi dan Tawa di Jantung Flamboyan
Veddriq, pemuda dengan semangat membara ini ternyata pernah mengalami pasang surut semangat dalam menjalani olahraga panjat tebing. Hal ini dialami ketika mimpinya untuk mengikuti pertandingan tingkat nasional kala itu pupus karena beberapa keadaan. Berbagai persiapan yang telah mantap Ia pupuk bersama tim bagai tertiup badai dan terpaksa terkubur. Ajang nasional lagi-lagi hanyalah mimpi baginya kala itu. Kecewa mendalam menyelimuti Veddriq memandang karir panjat tebingnya kala itu. Tak main-main dengan rasa kecewanya, saat itu Veddriq memutuskan vakum dari cabang olahraga yang menjadi dambaannya.
Prestasi Panjat Tebing Veddriq Leonardo
‘Hasil tidak akan mengkhianati usaha’ begitulah kalimat yang layak menggambarkan perjuangan Veddriq Leonardo, sang rekor dunia. Setelah bertahun-tahun menggeluti dunia panjat tebing, fokus berlatih dan mencari pengalaman bertanding.
“Selama menekuni panjat tebing, saya tidak pernah menyusun target kemenangan tetapi saya lebih fokus untuk mencari jam terbang, ingin mempunyai banyak pengalaman tanding dan fokus berlatih,” ungkapnya.
Veddriq untuk pertama kalinya sukses membawa pulang medali perunggu pada ajang Kejuaran Nasional (KEJURNAS) Kelompok Umur tahun 2016 di Bangka Belitung. Medali perunggu di tahun 2016 seakan memberi cahaya untuk perjalanan panjat tebing Veddriq. Pada KERJURNAS FPTI XVI 2017 di Yogyakarta Veddriq kembali mengantongi medali perunggu. Perunggu ketiga membingkai sejarah baru bagi pencapaiannya di ajang internasional yakni IFSC World Cup di Moscow pada tahun 2018. Berbagai keberhasilan ia torehkan di usianya yang sangat muda, diantaranya Veddriq berhasil meraih Medali Perak untuk Nomor Speed Relay dan Medali Emas untuk Nomor Speed WR pada Asian Championship 2019 (Bogor), Medali Emas pada The Belt and Road ICMT Qinghai (China) dan PRA-PON XZ Zona 3 (Sulawesi Selatan).
Setelah setahun tanpa pertandingan panjat tebing sebab terhalang pandemi, tahun 2021 ia membuktikan kehebatannya dengan membawa pulang 2 Medali emas pada ajang IFSC Climbing World Cup Salt Lake City (USA) dengan memecahkan speed world record dan IFSC Climbing World Cup VIllars (Swiss). Veddriq berhasil mencapai puncak tebing dalam 5,208 detik, angka ini merupakan rekor baru dunia untuk kategori nomor speed 15 meter. Pencapaian ini berhasil mematahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh atlet Iran, Reza Aliourshenazandifar pada tahun 2017.
Veddriq, Mahasiswa Universitas Tanjungpura
Siapa sangka atlet kebanggaan Indonesia menempuh pendidikan yang cukup bertolak belakang dengan bidang yang ia geluti saat ini. Seorang Veddriq Leonardo merupakan mahasiswa Universitas Tanjungpura program studi (prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) angkatan 2014. Menurut Veddriq, olahraga merupakan hak siapa saja.
“Ga masalah prodi saya PGSD menggeluti olahraga. Maksudnya olahraga itukan punya siapa saja, semuanya bisa terjun ke dunia olahraga,” Ungkapnya.
Perihal dirinya yang merupakan seorang atlet membuat pria berusia 24 tahun itu sedikit banyak melewatkan banyak hal seperti waktu bersama keluarga, sahabat, hingga pendidikan. Veddriq menjelaskan saat ini ia sudah menginjak semester 12 dan telah menyelesaikan seluruh mata kuliah dan seminar proposal. Sayangnya hingga saat ini Veddriq menjelaskan bahwa ia belum bisa menyelesaikan tugas akhir miliknya dan memilih fokus menekuni berbagai pertandingan panjat tebing.
Baca juga: Butet Manurung, Sang Pembawa Setan Bermata Runcing
“Tetap ada hal-hal yang harus kita korbankan seperti waktu, tenaga, pikiran, perasaan, pendidikan, waktu kumpul bersama keluarga dan teman-teman. Lalu terkait perkuliahan, ketika saya fokus dengan panjat tebing, kuliah juga saya tinggalkan. Untuk perkuliahan sebenarnya saya sudah selesai tepat waktu. Hanya skripsi itu yang saya tunda-tunda karena kan ndak bisa mengikuti rangkaian penelitian yang bertabrakan dengan event lain. Terkait kelonggaran kampus harusnya ada dan sedang saya upayakan karena ini juga tinggal skripsi,” ujarnya dengan raut wajah dan tatapan penuh harap.
Tidak hanya membagikan kisah perjuangannya, Veddriq juga bercerita berbagai hal yang ia dapatkan saat bertanding di ajang Internasional. Menjadi tim pertama yang bertanding di tengah kondisi pandemi membuatnya bisa melihat secara langsung betapa pandemi mengubah dunia dengan begitu besar. Selain itu, Veddriq juga memperoleh berbagai pelajaran yang dapat menjadi bekal untuknya berlatih di Indonesia.
Raut wajah bangga dan gembira mewarnai perbincangan malam itu. Besar harapan atlet muda itu untuk Untan menyediakan fasilitas yang memadai bagi para mahasiswa, yang mungkin saja memiliki ketertarikan layaknya Veddriq dalam olahraga panjat tebing, agar dapat bersanding bersama di tingkat nasional atau bahkan internasional. Veddriq Leonardo, mahasiswa Untan yang kini menorehkan tinta baru dalam jurnal hidupnya, juga sejarah dunia.
Penulis: Milenia Nadhita dan Ester Dwilyana
Editor: Imam
*Tulisan ini telah terbit di Tabloid Edisi 24. Dapatkan segera versi cetaknya dengan menghubungi +62 896-9341-6991 (Stephanie)