Laboratorium (Lab) Microteaching merupakan tempat simulasi pengajaran di dalam kelas yang digunakan sebagai ajang persiapan sebelum mahasiswa melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). Lab Microteaching FKIP Untan pun sedang dalam proses pembangunan di SMA Santun. Sebenarnya pembangunan ini sudah sejak lama direncanakan. Namun baru dilakukan karena sebelumnya sempat terkendala soal anggaran dan FKIP Untan tahun ini akan menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
mimbaruntan.com, Untan – Berdasarkan pemaparan Martono, pembangunan Lab Microteaching yang berlokasi di SMA Santun dipilih karena mengingat bahwa tanah tersebut milik Untan serta merupakan keputusan yang telah diambil bersama rektor dan jajarannya. Ia juga menjelaskan, rencana pembangunan Lab Microteaching nantinya akan dibuat satu gedung dengan jumlah ruangan yang dapat digunakan oleh seluruh prodi secara terjadwal. “SMA Santun itukan tanah Untan dan karena FKIP ini kan sudah terbatas. Nanti di sana ada dua tingkat 14 ruangan,” jelasnya.
Suryadi selaku Kepala Sekolah SMA Santun mendukung terhadap pembangunan lab microteaching tersebut karena telah terjadi kesepakatan persetujuan antara kedua belah pihak. “Harus mendukung dong. Itu kan program untuk kepentingan kampus dan kepentingan kita semua. Masalahnya nanti bagaimana kan nanti diatur sepanjang musyawarah mufakat,” katanya, Jumat (8/12/2017).
Adanya pembangunan Lab Microteaching ini, kata Suryadi, tidak mengganggu proses belajar mengajar di SMA Santun. “Tidak menganggu proses belajar mengajar, selama dalam hal baik. Kegiatan in dan ekstra kan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Namun juga tidak mengesampingkan urusan akademik,” ungkapnya.
Suryadi menambahkan, sebagai pelaksana ia pasti akan melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh pengambil kebijakan, yakni pihak Untan. Apalagi mengingat bahwa SMA yang didirikan yayasan penyantun Untan sejak tahun 1985 ini masih di dalam ruang lingkup Untan. “Gedung kita masih numpang di Untan, walau ada beberapa bagian yang dibangun oleh pihak yayasan. Sepanjang tujuannya baik. Apalagi kita dalam kondisi numpang di sini dan diberikan kepercayaan kan Alhamdulillah,” katanya.
Menurutnya, dahulu SMA Santun memang merupakan gedung microteaching bagi mahasiswa FKIP. “Dulu memang dasarnya di sini memang gedung microteaching. Sebagai sarana praktek, kolaborasi, komunikasi, bagaimana menerapkan kurikulum yang telah diajarkan di kampus kan butuh orang,” tukasnya.
Ia juga mengatakan hubungan Untan dan SMA Santun adalah kerjasama antara rektor dan kepala yayasan. “Yayasan sma santun tidak di bawah untan. Dulu itu ada yayasan penyantun unviersitas tanjungpura, seiring waktu tidak optimal. Kita dengan untan ini bentuknya kerja sama.”lanjutnya.
Namun, di sisi lain, pembangunan Laboratorium Microteaching yang sedang dilaksanakan di SMA Santun ini menuai keluhan dari siswa SMA Santun. Hal tersebut dikarenakan lokasi pembangunan ini dahulunya digunakan sebagai aula SMA Santun. “Sebelumnya, digunakan sebagai aula sekolah kami,” kata Hari Pangestu selaku Ketua OSIS SMA Santun.
Hal senada diungkapkan Nisa, satu di antara siswa SMA Santun. Ia mengatakan, pembangunan Lab Microteaching tersebut menyebabkan terhentinya kegiatan di luar jam belajar untuk sementara waktu. “Antara setuju sama endak sih. Dilihat orang itu tu punya Santun padahal bukan. Ndak setujunya karena ruangan di sekolah jadi minim. Sebelumnya itu aula buat Mopdb dan kemah. Semenjak pembangunan ini, ndak ada kegiatan apa-apa,” ungkapnya.
Penulis: Sekar dan Aris
Editor: Irvan
Anda juga dapat membaca tulisan ini di Tabloid Mimbar Untan Edisi XXI
Laporan Pertama:Menyoal Pembangunan Laboratorium Microteaching FKIP Untan