Kemegahan rektorat Universitas Tanjungpura dapat dilihat dari bangunan, serta fasilitas didalamnya. Gedung berwarna putih dan berlantai tiga itu, memang berbanding terbalik jika kita lihat fasilitas yang disediakan untan bagi mahasiswanya, terutama asrama.
Asrama Untan terletak di jalan M. Syafe’i dan terbagi menjadi dua bangunan yang terpisah, yaitu asrama putra dan asrama putri. Bangunan yang sekarang di gunakan sebagai asrama putra mahasiswa Untan merupakan hibah pihak TNI ke Untan dan dialih fungsikan menjadi asrama mahasiswa.
Kondisi bangunan saat ini sudah sangat memprihatinkan, dimana dinding-dinding sudah banyak yang pecah dan lantai juga sudah keropos.
Salah seorang mahasiswa yang merupakan anggota asrama mengatakan berbagai keluhannya, salah satunya mengenai proposal yang mereka ajukan, tapi tidak pernah di tanggapi. “Kami telah tiga kali mengajukan proposal ke rektorat, namun tidak pernah di tanggapi,” ungkap mahasiswa fakultas ekonomi yang tidak mau disebutkan identitasnya. Untuk asrama putri, kondisi bangunannya tidak jauh berbeda dengan asrama putra, sebuah bangunan yang sudah tua berisikan fasilitas yang sepertinya sudah tidak layak untuk digunakan lagi.
Bangunan ini memiliki enam kamar tidur, sedangkan jumlah mahasiswa yang tinggal dua belas orang. Eka, mahasiswi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), program studi pendidikan Kimia yang tinggal di asrama itu mengatakan tentang kondisi bangunan. “Kondisi bangunan asrama kami sudah sangat buruk, pihak rektorat sepertinya tidak pernah memperhatikan”, ungkapnya.
Proposal yang telah mereka ajukan tidak pernah di tanggapi, keluhan tidak pernah di dengar . “Kami berharap pihak rektorat bisa lebih memperhatikan kondisi bangunan asrama bagi mahasiswa mahasiswinya dan segera dilakukan perbaiki” ungkap mahasiswi yang berjilbab ini.
Asrama mahasiswa Untan dapat menjadi pilihan bagi mahasiswa yang berasal dari luar pontianak, selain lokasinya dekat dengan setiap fakultas, juga tidak dipungutnya biaya tempat tinggal. Namun untuk dapat masuk dalam asrama ini harus mengikuti beberapa prosedur berupa pengisian biodata, wawancara dan ospek asrama. Hal ini dilakukan sebagai proses adaptasi bagi calon penghuni asrama. Jumlah mahasiswa yang dapat masuk atau tinggal di asrama ini pun terbatas jumlahnya. Hal ini disebabkan fasilitas asrama itu sendiri minim. Misalnya tempat tidur. Ketua asrama putra, Periadi mengungkapkan berbagai keluhannya, “kita sudah empat kali ngajukan proposal buat tempat tidur, tapi disarankan buat langsung ke dikti. Terakhir dari rektorat berikan kita bantuan kursi plastik, itupun sudh beberapa tahun yang lalu,” ungkapnya. Dengan kondisi bangunan sedemikian rupa, apa itu salah satu alasan pihak Untan kurang mempublikasikan asrama mahasiswa Untan ini? Mengapa tidak dilakukan renovasi? Bukankah sekarang sedang dilakukan pembangunan besar-besaran? Mahasiswa yang tinggal di asrama pun sangat berharap rektorat Untan lebih memperhatikan mereka dan segera dilakukannya renovasi, agar dapat menjadi tempat yang nyaman dan bermanfaat besar bagi mahasiswa. [Dody & Yuyun]