Oleh Obi Samhudi (Kontributor Berita)
mimbaruntan.com, Pontianak—Atribut kampanye para Calon Legislatif (Caleg) yang terpasang diberbagai tempat masih banyak menyalahi aturan penulisan yang baik dan benar atau Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Hal tersebut terutama terletak pada moto yang ada pada selebaran, spanduk dan baliho. Hal tersebut disampaikan oleh beberapa mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruna dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura (Untan).
Menurut Mursidin, Sabtu, (22/3) para Caleg kurang memperhatikan penulisan sebagai pembelajaran bagi masyarakat dalam berpolitik. Hal tersebut sebenarnya wajib untuk dilakukan karena masyarakat selama ini hanya melihat dan akan melakukan hal yang sama seperti yang dilihatnya, “Dari yang saya temui selama ini kebanyakan atribut kampanye belum memenuhi EYD,” tambahnya, saat diwawancarai di sela kuliah.
Mursidin menambahkan, Caleg hanya memperjualbelikan moto tanpa melihat sisi dari pembelajaran masyarakat ketika membaca tujuan mereka dalam mencalonkan diri. “Banyak sekali spanduk-spanduk maupun baliho yang hanya sekadar untuk menarik perhatian pemikiran masyarakat tetapi tidak menggunakan EYD yang benar, seharusnya sebagai media yang juga mempengaruhi masyarakat, seperti spanduk-spanduk kampanye juga harus secara tidak langsung mengajarkan masyakat menggunakan EYD dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Begitu juga yang dikatakan oleh Ilyasa, Sabtu (22/3). Ia mengatakan, para caleg tidak paham aturan. Padahal kebanyakan dari Caleg adalah sarjana atau pasca sarjana. “Caleg hanya memperhatikan kuantitas dari baliho dibanding memperhatikan kualitas dalam penulisan,” pungkasnya.
Ilyasa menuturkan, Caleg mesti memperhatikan aspek penulisan dalam kampanye Pemilu tahun ini dan selanjutnya. Agar masyarakat selain paham politik juga politik sebagai media pembelajaran. “Caleg seharusnya dapat dicontoh oleh masyarakat dalam segala hal, meskipun itu dari segi kepenulisan, karena masyarakat sudah mengganggap Caleg lebih paham dalam hal kepenulisan,” pungkasnya.