mimbaruntan.com, Untan- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura (Untan) adalah satu diantara kampus yang memiliki pembelajaran mendalam dibidang masyarakat dan negara. Namun minimnya aksi terhadap permasalahan dikalangan masyarakat maupun negara, memicu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Untan memasang Banner yang bertuliskan sindiran terhadap mahasiswa Kampus Biroe ini, Senin (23/9).
Ketua BEM FISIP Untan, Panji Kurniaji mengatakan ada 3 banner yang dipasang, bertuliskan:
- SELAMAT DATANG DI KAMPUS PERGERAKAN YANG KADANG KALA GERAKNYA DIBATASI ARAH GERAKNYA DAN DIANGGAP ANGIN LALU
- MAHASISWA SEKARANG “BERTANAH AIR SATU, BERBANGSA SATU DAN BERBAHASA SATU” TAPI TERGANTUNG SITUASI DAN KONDISI OMONG KOSONG!
- KAMPUS MENJADIKAN MAHASISWA SEBAGAI PEJUANG KEBENARAN EVENT ORGANIZER
Ketiga banner tersebut dipasang dengan titik yang berbeda-beda, yaitu di Selasar Gedung A, Selasar Gedung B dan depan Ruang Dosen Sosiologi FISIP Untan.
Panji mengungkapkan pemasangan banner tersebut ditujukan untuk mahasiswa dan pihak kampus FISIP Untan. “Pada intinya semua banner tersebut untuk menyindir mahasiswa FISIP yang hari ini apatis terhadap isu-isu terkini dan pihak kampus yang kadang kala selalu tidak jarang tidak membebaskan mahasiswa ijin meninggalkan kelas untuk melakukan aksi,” jelasnya.
Baca juga:Menolak Kembali Ke Orde Baru
Ia berharap agar adanya pemasangan banner seperti ini, mahasiswa FISIP lebih mencintai pergerakan, “semoga aksi kedepannya, mahasiswa yang apatis sadar bahwa ada polemik yang harus diselesaikan dan mereka yang menjadi mahasiswa yang turut ambil andil dalam penyelesaian tersebut,” tambahnya.
Satu diantara mahasiswa, Ongki Armada merasa terkesan dengan pemasangan banner yang dilakukan oleh BEM FISIP. “Saya rasa ini bentuk teguran keras untuk mahasiswa FISIP Untan yang hari ini mulai apatis terhadap permasalahan bangsa”, ucapnya.
Ia merasa bahwa kuranganya sikap kritis dilingkungan mahasiswa dikarenakan sistem pendidikan yang salah. “Saya rasa ada yang salah dengan sistem pendidikan kita. Hari ini sistem pendidikan lebih mengekang mahasiswa, sehingga daya kritis mahasiswa lemah terhadap kebijakan pemerintah,” jelas mahasiswa prodi Ilmu Pemerintahan itu.
Baca juga:DPR Ini Wakil Rakyatnya Siapa Sih?
“Meskipun ndak semua dosen yang beranggapan seperti itu. Tapi yang jelas jika memang itu terjadi, saya rasa mereka buta sejarah bangsa ini,” lanjutnya.
Ongki berharap agar terjadi perubahan terhadap mahasiswa dan pihak kampus FISIP ketika melihat banner tersebut. “Semoga terketuk pintu hatinya untuk bergerak demi bangsa dan negara. Jadilah mahasiswa yang kritis dan pejuang kebenaran, karena mahasiswa agent of change, agent of control, dan agent of social. Salam pegerakan!,” tutupnya dengan semangat.
Penulis: Anggela J
Editor: Imam F K J