mimbaruntan.com, Untan- Spanduk bertuliskan #savearboretum terbentang di area Bundaran Digulis. Ini merupakan bentuk penyampaian aspirasi oleh mahasiswa Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Tanjungpura (Untan) yang merasa resah dengan pembangunan pagar batas yang masuk ke area Arboretum Sylva, pada Selasa (16/2).
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fahutan, Jero Haryono menuturkan penyampaian aspirasi ini berkaitan dengan tuntutan kepada pihak Untan mengenai kebijakan yang telah diputuskan.
“Dalam proses pembangunan pagar patas ini, tidak ada transparansi dari pihak Untan untuk membahas dan mencari jalan keluar yang benar-benar bijak. Kami juga menuntut agar pembangunan ini ditinjau kembali dan dibahas secara multipihak yang bersangkutan,” ungkap mahasiswa yang kerap disapa Jero.
Baca juga: Dekan Faperta: Tidak Ada Rencana Rambah Arboretum Sylva Untan
Lebih lanjut, Jero menyatakan seharusnya pihak Untan melakukan musyawarah terbuka sebelum memutuskan suatu kebijakan. Sehingga suara mahasiswa Fahutan juga dapat didengar sebagai pertimbangan bersama.
Sofia Aliza Maharani, mahasiswa Fahutan, yang turut hadir dalam aksi tersebut juga menjelaskan aksi yang dilakukan ini atas dasar inisiatif BEM dan beberapa mahasiswa Fahutan lainnya.
Baca juga: BEM Kehutanan Tolak Rencana Perambahan Arboretum Sylva Untan
Ia menambahkan pihak yang berkaitan dengan permasalahan tersebut belum memberikan pernyataan secara resmi, sehingga muncullah aksi yang dilakukan mahasiswa Fahutan.
“Belum ada respon sejauh ini dari pihak kepolisian dan rektorat, kami juga melaksanakan aksi dengan tetap menggunakan protokol kesehatan serta dengan waktu yang tidak lama, hanya 45 menit untuk membentangkan spanduk, serta tidak melakukan orasi,” jelasnya.
Penulis: Uti Khafiy
Reporter: Hafidh Ravy Pramanda
Editor: Anggela Juniati