mimbaruntan.com, Untan– Lampu-lampu bohlam pada malam hari menyinari cafe ini dengan temaram. Terlihat sudah ada pengujung yang sedang berkutat dengan laptop bersama segelas minuman di hadapannya. Satu – persatu pengunjung pun datang memilih tempat duduk. Terlihat barista yang biasanya bertugas meracik minuman menghampiri pengunjung dengan menggunakan bahasa Inggris.
English cafe adalah sebuah cafe yang menyediakan layanan jasa belajar bahasa Inggris secara gratis hanya dengan membeli kopi, es teh atau berbagai menu lainnya yang disediakan di English Cafe. Cafe ini berdiri pada tanggal 7 september 2019, beralamat di jalan Sepakat 2 no. 76 kelurahan Bansir Darat, Pontianak Tenggara.
Founder dari English Cafe Ahmad Izzah Arrusli, mengelola cafe ini bersama Irvan Nagasepti sebagai Co-founder. Dalam cafe inilah Izzah dan rekannya biasa melayani pelanggan menggunakan bahasa Inggris dan di dalam cafe ini juga terdapat sebuah ruangan berukuran 5 x 3 meter yang biasa digunakan untuk memberikan kursus kepada mereka yang ingin belajar bahasa Inggris lebih Intensif.
Baca juga: Butet Manurung, Sang Pembawa Setan Bermata Runcing
Sebelum mendirikan cafe, Izzah dan rekannya melakukan research kecil untuk mengetahui kebutuhan bahasa inggris di kalangan mahasiswa. Dari hasil research tersebut 9 dari 10 mahasiswa adalah passive learners. Mereka bisa mengerti bahasa inggris namun tidak bisa mengucapkannya. Menurut izzah hal ini masih menjadi hal yang normal dikalangan pelajar, tetapi jika tidak dilatih maka kemampuan berbahasa inggris bisa saja hilang. Sebaliknya, apabila dilatih maka orang tersebut bisa berbahasa Inggris secara aktif.
“Kami menemukan bahwa 9 dari 10 mahasiswa adalah passive leaners, yang berarti mereka paham tapi tidak bisa mengucapkan balik. Ini merupakan hal yang normal di kalangan pelajar, tetapi jika tidak dilatih secara intensive, maka kemampuan berbahasa Inggris bisa aja hilang. Sebaliknya, apabila dilatih terus pelajar bisa jadi active dalam berbicara bahasa Inggris , maka orang terebut akan terlatih berbahasa Inggris secara aktif,” jelas Izzah.
Selain melakukan research, pendiri English Cafe ini juga melakukan perbandingan diberbagai tempat les dan mendapat referensi dari kampung Inggris Pare-Pare untuk menentukan sistem seperti apa yang akan mereka terapkan dalam memberikan pelayanan jasa belajar bahasa Inggris. Hingga akhirnya setelah melihat sistem yang sudah ada membuat mereka mengambil kesimpulan bahwa di Pontianak perlu sebuah lingkungan bahasa Inggris yang bisa diikuti oleh masyarakat sehingga mereka kemudian memutuskan untuk membangun English Cafe yang terbuka bagi berbagai kalangan untuk belajar bahasa Inggris hanya dengan membeli menu yang tersedia di sana.
“Melihat sistem yang ada pada kampung Inggris Pare, buat kami jadi mikir kalau di Pontianak perlu sebuah lingkungan bahasa Inggris yang bisa diikuti oleh masyarakat hingga kami memutuskan untuk bangun English Cafe di Pontianak. Di sini pelajar, mahasiswa, pekerja, bahkan masyarakat yang merasa perlu dilatih bahasa Inggris bisa gabung di English Cafe dan tidak perlu bayar mahal, cukup beli secangkir kopi bisa melatih bahasa Inggris sepuasnya,” jelasnya lebih lanjut.
Baca juga: Ketimbang Ngemis Pontianak Gelar Talkshow
English Cafe tidak hanya memberikan pelajaran bahasa Inggris melalui pelayanan mereka, tapi juga memiliki kegiatan belajar bahasa Inggris lainnya seperti kelas TOEFL gratis, speaking, english goes on the rode, speaking tourism, speaking for business dan english talk yang juga mengundang tamu-tamu dari luar.
Semua kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari tujuan English Cafe sendiri, yaitu untuk memfasilitasi para pelajar, mahasiswa, dan masyarakat untuk memiliki lingkungan yang berbasis Daily Conservation English, sebuah lingkungan yang memiliki kebiasaan sehari-hari menggunakan bahasa Inggris. Tidak hanya kefasihan berbahasa Inggris, tapi juga mengenalkan dengan teman-teman baru melalui English Cafe agar belajar bahasa Inggris menjadi menyenangkan.
“Tujuan English Cafe tentunya untuk memfasilitasi para pelajar, mahasiswa atau masyarakat untuk memiliki lingkungan yang berbasis Daily Conservation English . Tidak hanya untuk melatih bahasa Inggris tapi juga bisa sampai mengenal teman-teman baru di mana bisa lebih seru belajar bahasa Inggris.,” jelas pendiri English Cafe yang masih berstatus sebagai mahasiswa Pendidikan bahasa Inggris Universitas Tanjungpura tersebut.
Penulis : Marlin dan Mara
Editor : Riski Ramadani